Bisnis.com, BANDUNG - Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat Hendy Jatnika mengatakan, lahan pertanian di Jawa Barat sudah memasuki panen raya padi sejak Januari 2018. Puncaknya, akan terjadi pada bulan Juli 2018 mendatang.
Berdasarkan keterangan Hendy, pada Januari 2018 luas lahan panen di Jawa Barat mencapai kurang lebih 90.000 hektare. Sedangkan Februari ini, di sejumlah daerah panen padi sudah mencapai 126.000 hektare. Angka tersebut setara dengan 590.000 ton beras.
"Setiap hari ada yang panen. Jadi setiap daerah di Jawa Barat, setiap hari panen. Diperkirakan (panen) sampai memasuki musim kemarau," kata Hendy saat dihubungi, Jum'at (16/2).
Memasuki bulan Maret, target yang dipatok sekira 280.000 hektare lahan pertanian. Sedangkan April, panen padi ditargetkan mencapai 600.000 hektare.
"Sebenarnya target di awal 2018 ini, target panen sampai 1,5 juta hektare. Itu dimulai Januari hingga memasuki musim puncaknya (Juli)," kata Hendy Jatnika.
Menurut Hendy, target tersebut terhitung realistis kendati sejumlah daerah pertanian di Jawa sempat gagal panen akibat cuaca buruk dan terserang Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
"1,5 juta hektare itu karena target kita sepanjang tahun 2018 ini mudah-mudahan bisa mencapai 2 juta hektare. Jadi sampai dengan bulan Juli nanti mudah-mudahan bisa tercapai 1,5 juta hektare. Sedangkan sisanya di bulan-bulan selanjutnya hingga Desember," kata dia.
Adapun daerah yang menjadi penyumbang panen terbesar adalah Indramayu dan Karawang. "Namun sebenarnya merata ya, lumbung memang jantungnya ada di Indramayu dan Karawang. Meskipun di Selatan juga sama," ujarnya.
Saat memasuki panen raya, kata Hendy, harga jual gabah kering panen (GKP) di tingkat petani juga mulai mengalami penurunan. Saat ini, harga berkisar di antara Rp4.200 per kilogram.