Bisnis.com, BANDUNG - Baru-baru ini peneliti menemukan spesies cacing yang tak biasa. Cacing yang berevolusi tersebut telah 'menyimpang dari aturan genetika'.
Dilansir Daily Mail, peneliti menemukan nematoda yang merupakan spesies triseksual, yang berarti mereka memiliki tiga jenis, yakni jantan, betina, dan hermafrodit. Hal yang benar-benar membuat cacing itu luar biasa adalah cara mereka bereproduksi.
Hermafrodit spesies tersebut dapat bereproduksi melalui pembuahan diri, atau memilih untuk berkembang biak dengan jantan dan betina dan ketika mereka melakukannya, mereka dapat melanggar aturan genetik yang khas untuk menghasilkan keturunan laki-laki.
"Ini sangat umum untuk hewan invertebrata," kata seorang profesor di The College of William & Mary's Department of Biology, Dianne Shakes.
Menurut dia, yang tidak umum adalah hermafrodit yang membuahi diri sendiri. Cacing tanah merupakan hermafrodit, tapi mereka tetap butuh pasangan untuk berkembang biak, bukan membuahi diri sendiri.
Untuk nematoda Auanema rhodensis, kata dia, baik betina maupun hermaprodit memiliki kromosom XX, sedangkan jantan hanya memiliki satu X dan tidak Y.
Dia mengatakan, hermafrodit memiliki tubuh seperti betina, tetapi menghasilkan kedua telur dan sperma. Menurutnya, A. rhodensis telah menentang aturan tradisional genetika Mendel.
“Apa yang kami temukan adalah A. rhodensis telah mengembangkan cara yang menyimpang dari buku panduan genetika, khususnya mengenai bagaimana mereka menangani kromosom X-nya,” ujarnya.
Para peneliti sebelumnya menemukan bahwa sel penghasil sperma pada jantan telah mengembangkan cara untuk menghasilkan sperma X-bearing secara eksklusif.
Ini berarti, ketika jantan berkembang biak dengan betina, mereka hanya menghasilkan keturunan betina.
"Jika itu tidak cukup gila, dalam penelitian baru ini, kami telah menemukan bahwa para hermafrodit juga memanipulasi dadu genetik," katanya.
Berdasarkan aturan genetik, hermafrodit XX harus menghasilkan telur 1X dan sperma 1X. Namun, para peneliti menemukan bahwa mereka menghasilkan sperma dengan dua kromosom X, dan telur tidak menghasilkan sama sekali.
"Kami masih memikirkan bagaimana sebenarnya mereka melakukan ini, tapi konfigurasi ini menghasilkan genetika yang cukup menarik," katanya
“Ketika hermafrodit menghasilkan keturunan melalui pembuahan diri, mereka lebih banyak menghasilkan XX betina dan XX hermafrodit. Namun, ketika hermafrodit bersilangan dengan jantan, gabungan sperma laki-laki 1X dengan telur tanpa X menghasilkan keturunan jantan,” ujar Shakes.
Para peneliti mengatakan bahwa cacing yang luar biasa tersebut dapat membuka jalan bagi terobosan genetika manusia juga. Misalnya, memberikan wawasan tentang segregasi kromosom dan bahkan perilaku yang terlihat pada sel kanker.
Menurut Shakes, spesies ini hanya terlihat dua kali di alam liar: sekali di Connecticut, dan sekali di Appalachian Virginia.
"Yang aneh adalah kita sebenarnya tidak tahu banyak tentang apa yang sedang mereka lakukan di alam liar," katanya.
"Tidak banyak penelitian tentang itu, tapi ada banyak fitur yang menunjukkan bahwa di alam liar, ada banyak hermaprodit."