Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Sepakat Impor Garam Industri 3,7 Juta Ton

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan keputusan untuk mengimpor ditujukan agar industri dapat melakukan perencanaan yang jelas.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Demi mendukung perkembangan industri lebih baik lagi, pemerintah sepakat untuk mengimpor garam industri sebanyak 3,7 juta ton.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan keputusan untuk mengimpor ditujukan agar industri dapat melakukan perencanaan yang jelas.

"Jadi kami ingin industri bisa melakukan perencanaan yang jelas, susah dia [industri] melakukan perencanaan kalau [stok] garam tidak ada," katanya kepada wartawan di Jakarta, Jumat (19/1).

Namun Darmin mengatakan impor tidak akan dilakukan dalam waktu dekat, karena tidak ada kebutuhan yang mendesak industri.

Disamping itu, Darmin mengakui terjadi beberapa perbedaan pedapat tentang impor garam industri.

Dia mengatakan Kementerian Perdagangan sulit untuk melakukan impor garam, karena harus meminta rekomendasi dari Kementarian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Solusi jalan keluar yang diberikan untuk hal tersebut, kata Darmin adalah memberi batas maksimum impor, sehingga Kemendag dapat melakukan import, selama dalam batas yang di tentukan (3,7 juta ton).

Selain itu, jumlah batas maksimum import yang diminta oleh KKP adalah 2,2 juta ton, dengan alasan untuk mengawasi situasi di masa depan.

Namun, menurut Darmin, dikarenakan Kemenperin jauh lebih paham dengan kebutuhan garam industri, jumlah 3,7 juta ton tersebut tidak akan dirubah.

"Tunggu dulu lah, lihat masa depan! Kalau begitu sama seperti dulu, lihat dulu nanti, dan terus nanti, rekomendasinya tidak keluar," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper