Bisnis.com, BANDUNG—Hasil pertemuan senior official pada Selasa 5 Desember 2017 diputuskan Indonesia resmi dipercaya menjadi centre of excellence (Pusat penelitian) vaksin dan bioteknologi untuk negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
The 6th Islamic Conference Ministry Of Health atau Pertemuan Tingkat Tinggi Menteri Kesehatan Negara Islam kembali diadakan pada 5 – 7 Desember 2017, di Jeddah Saudi Arabia.
Hadir dalam pertemuan itu 57 menteri kesehatan dari negara – negara anggota OKI antara lain, Menteri Kesehatan RI beserta delegasi Indonesia dan Bio Farma.Menteri Kesehatan Turki, Menteri Kesehatan Kerajaan Saudia Arabia serta delegasi dari negara anggota OKI.
Sebagai pimpinan delegasi dari Indonesia, Menkes Nila F Moeloek memaparkan “pelaksanaan SGDs, dalam dua tahun terakhir di Indonesia.
Selain itu, tentang komitmen Indonesia dalam meningkatkan akses terhadap vaksin, mengingat tantangan wilayah Indonesia yang sangat luas dan terdiri dari kepulauan.
“Sehingga diperlukan komitmen untuk akses tersebut, melalui peran presiden, lintas sektor, pemerintah daerah, masyarakat dan tokoh agama,” katanya melalui rilis yang diterima Bisnis.com.
Direktur Pemasaran Bio Farma, M Rahman Rustan yang turut hadir dalam pertemuan tersebut mengatakan dengan dipercayanya Indonesia sebagai pusat penelitian bersama menandakan Indonesia dipandang negara yang mumpuni dalam hal pembuatan vaksin sehingga akan menjadi rujukan Negara-negara OKI.
“Sebagai centre of excellence vaksin artinya Negara-negara OKI, akan mempercayai penyediaan vaksin untuk negaranya kepada Indonesia melalui Bio Farma,” ujar Rahman.
Rahman menambahkan Bio Farma mendorong untuk kemandirian vaksin antar negara islam, agar produsen vaksin mampu meningkatkan kapasitasnya dan memudahkan industri vaksin untuk saling bersinergi.
“Bio Farma dapat menyediakan produk akhir vaksin maupun bahan baku vaksin/bulk, baik transfer teknologi maupun joint collaboration vaccine production,” katanya.
Delegasi Indonesia yang dipimpin Menteri Kesehatan, pada pertemuan tersebut juga menampilkan pameran pembangunan Indonesia sehat, dengan tiga pilar termasuk Germas dan JKN, pelayanan kesehatan haji Indonesia, dan roadmap Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.