Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap dengan beroperasinya Kereta Bandara Soekarno-Hatta mulai 1 Desember 2017 dapat memindahkan 30% penumpang yang biasanya menggunakan kendaraan mobil.
"Kita harapkan 30 persen orang yang menuju ke bandara akan berpindah menggunakan kereta ini. Kita yakini bisa digunakan masyarakat karena memang kereta api sangat digemari," kata Menteri Budi Karya saat meninjau pengoperasian Kereta Bandara di Stasiun Batu Ceper, Jakarta, Kamis (23/11/2017).
Budi menjelaskan masyarakat akan semakin praktis dan terfasilitas menuju Bandara karena Kereta Bandara terkoneksi dengan Automated People Mover System (APMS) atau skytrain yang berhenti di Terminal 1,2, dan 3.
Selain itu, tarif Kereta Bandara selama uji coba sampai 31 Desember 2017 dipatok dengan harga promo yakni Rp30.000 per orang dengan waktu tempuh 45 menit berangkat dari Stasiun Sudirman Baru.
Setelah beroperasi penuh pada 1 Januari 2018, tarif Kereta Bandara akan disesuaikan menjadi Rp100.000 per penumpang.
Menurut Budi, tarif harga normal tersebut terbilang kompetitif jika dihitung per penumpang yang menggunakan taksi dari pusat Jakarta, yakni berkisar Rp200.000 sampai Rp250.000.
"Kalau satu orang kompetitif, misal naik taksi dari Thamrin dua ratus sampai 250 ribu dan tidak sampai ke ujung bandara. Jumlah penumpang individual lebih banyak daripada yang ramai-ramai," ungkapnya.
Pada awal operasional, Kereta Bandara hanya melayani penumpang di dua stasiun terlebih dahulu yaitu Stasiun Sudirman Baru dan Stasiun Bandara Soekarno-Hatta.
KA Bandara Soekarno-Hatta ini nantinya akan melayani penumpang di lima stasiun, yaitu Stasiun Manggarai, Stasiun Sudirman Baru, Stasiun Duri, Stasiun batu Ceper, dan Stasiun Bandara Soekarno-Hatta.
PT Railink menyebutkan telah menyiapkan 10 rangkaian KA Bandara Soekarno-Hatta dengan 82 perjalanan dan kapasitas 33.000 penumpang setiap harinya. Satu rangkaian terdiri atas enam kereta yang mampu mengangkut 272 penumpang.