Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS: Nilai Tukar Petani Jawa Barat Naik 1,30%

Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG -- Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat nilai tukar petani (NTP) Jawa Barat pada Oktober 2017 mencapai 107,36 atau naik sebesar 1,30% dibanding September lalu yang tercatat 105,98.

Kenaikan itu disebabkan indeks harga yang diterima petani naik 1,32%. Sementara indeks harga yang dibayar petani hanya mengalami kenaikan sebesar 0,01%.

Kepala BPS Jabar Dody Herlando mengatakan, ada tiga dari lima NTP subsektor yang meningkat, yakni tanaman pangan mencapai 2,91%, hortikultura 1,40%, dan tanaman perkebunan rakyat 0,04%.

"Sementara dua subsektor lain yang mengalami penurunan yaitu subsektor peternakan yang turun 0,78% dan subsesktor perikanan 0,62%," katanya di Kantor BPS Jabar, Kota Bandung pada Senin (1/11).

Kenaikan NTP pada Oktober, menurut data BPS, tidak lepas dari kenaikan rata-rata harga gabah kering panen (GKP) maupun harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani.

"Selama Oktober, di tingkat petani rata-rata harga GKP di Jawa Barat Rp4.962 per kilogram atau naik 3,24%. Kemudian rata-rata harga GKG Rp5.616 per kilogram atau naik tipis 1,01%. Itu keduanya naik dari bulan lalu," kata Dody Herlando.

Berdasarkan catatan BPS, rata-rata harga GKP di tingkat petani selama Oktober naik 3,24% dibanding harga gabah kualitas yang sama pada bulan lalu. Sementara itu, rata-rata harga GKG di tingkat petani selama Oktober naik 1,01% dibanding harga gabah kualitas yang sama pada bulan lalu.

Menurut data BPS, untuk rata-rata harga beras di tingkat penggilingan mencapai Rp10.018 per kilogram atau naik 2,46% dibanding bulan lalu.

Berdasarkan patahan (broken) beras, untuk harga beras premium mencapai Rp10.360 per kilogram atau naik 2,92%, beras medium mencapai Rp9.709 per kilogram atau naik 1,94%, dan beras kualitas rendah mencapai Rp 9.575 per kilogram atau turun 0,48%.

"Secara overall NTP kita tertinggi ketimbang provinsi tetangga seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah. Ini tentunya dalam batas tertentu bisa menguntungkan bagi para petani," ujarnya,


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper