Bisnis.com, BANDUNG -- Angkutan umum se-Bandung Raya akan melakukan aksi mogok massal selama 4 hari dimulai tanggal 10 hingga 13 Oktober mendatang. Selain itu, akan ada unjuk rasa yang melibatkan kurang lebih 15.000 massa dan 7750 unit angkutan umum se-Jawa Barat terdiri dari angkot, taksi, dan elf di halaman Gedung Sate.
Menanggapi hal itu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyebut jika aksi unjuk rasa tersebut tak dipermasalahkan. Unjuk rasa dilakukan karena untuk menyampaikan suatu aspirasi. "Silakan unjuk rasa sesuai aspirasi," katanya, di Balai Kota Bandung, Jum'at (6/10).
Pria yang kerap disapa Emil itu mengatakan, Pemkot Bandung akan mengantisipasi ketidakadaannya angkutan umum di Bandung dengan mengerahkan kendaraan operasional guna mengangkut masyarakat yang membutuhkan.
"Kami sudah menyiapkan instrumen pengganti seperti bus, juga kendaraan dari TNI dan Polri, termasuk mobil-mobil plat merah. Jumlahnya ratusan bahkan ribuan. Warga jangan khawatir," ungkapnya
Aksi demo dan mogok massal yang berlangsung selama empat hari itu dipastikan akan berdampak pada lumpuhnya sistem transportasi. Dengan demikian, Emil tidak ingin warganya terdampak dan terlantar dari hal tersebut.
"Jadi selama kejadian (mogok massal) kita harus empati. Kita tunggu saja karena aspirasinya ke gubernur," ucapnya.
Menurut Emil, adanya gesekan antara angkutan umum konvensional dan angkutan berbasis daring merupakan sebuah dinamika dari perkembangan suatu zaman. Dalam peradaban ekonomi sekarang ini, kata dia, harus mencari keseimbangan baru.
"Bisnis konvensional ini kan sedang berdinamika dengan bisnis teknologi. Tapi kan susah juga, karena kuncinya ada di user yaitu masyarakat. Jadi selama masyarakat memang dimudahkan dan diuntungkan maka harusmenyesuaikan," ujarnya.
Emil pun mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan jangan khawatir meskipun ada aksi mogok massal ini. Masyarakat bisa memanfaatkan kendaraan operasional yang akan disediakan Pemkot Bandung.
"Untuk para unjuk rasa pun jangan sampai ada kekerasan. Karena kita ini kan masyarakat berpradaban. Pesan (unjuk rasa) ini kan karena pesannya ingin disampaikan. Maka sampaikan pesan tanpa harus kekerasan," pungkasnya.