Bisnis.com, BANDUNG -- Angkutan Umum konvensional berencana mogok beroperasi pada 10-13 Oktober mendatang. Rencana mogok itu diinformasikan oleh Wadah Aliansi Aspirasi Transportasi Jawa Barat.
Selain itu, angkutan umum konvensional tersebut akan menggelar aksi demontrasi di Gedung Sate yang bertujuan untuk membekukan pengoperasian angkutan berbasis daring.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung Didi Ruswandi dalam akun Facebooknya menulis jika rencana demo angkutan umum tersebut tergabung dalam angkot, taksi dan AKDP.
Untuk itu, dia mengimbau kepada seluruh masyarakat Kota Bandung agar mempersiapkan diri guna mengantisipasi aksi mogok angkutan umum selama empat hari tersebut.
"...dalam rangka menyampaikan penolakan taksi berbasis online diharapkan kepada para wargi, instansi pemerintah, instansi swasta, dan sekolah-sekolah untuk mempersiapkan transportasi mandiri (jalan kaki, bersepeda, berkendaraan bersama) pada hari-hari tersebut." tulis Didi, Rabu (4/10).
Di samping itu, Didi juga mengajak warga untuk tetap menghormati hak demokrasi dan menjaga produktivitas. “Mari hormati hak demokrasi tapi produktivitas harus tetap terjaga dan roda perekonomian kota tak boleh lumpuh,” ujarnya.
Pada Maret (9/3) lalu, Aliansi Moda Transportasi Umum Jawa Barat juga menggelar demonstrasi besar–besaran dan aksi mogok di Gedung Sate dengan tuntutan meminta pemerintah mencabut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32 Tahun 2016.
Peraturan tersebut dinilai diskriminatif terhadap angkutan umum konvensional dan menimbulkan konflik horizontal antara sopir angkutan umum dengan angkutan umum berbasis daring di lapangan.
Aksi mogok beroperasi juga sempat dilakukan di Cirebon dari 28 September-2 Oktober 2017. Buntutnya, sejumlah instansi di Kota Cirebon seperti kepolisian dan TNI terpaksa mengeluarkan kendaraan operasional untuk mengantar pulang para pelajar.