Bisnis.com, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung meluncurkan mobil layanan konseling keliling sebagai upaya untuk menerima curhatan warga Bandung yang mengalami problematika kehidupan.
"Kami ingin warga Bandung bahagia, karena di kota yang 2,4 juta penduduk ini cenderung situasinya membuat stres," kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil usai peluncuran program tersebut di Taman Dago, Kamis (28/9).
Program konseling yang bernama Kekasih (kendaraan konseling silih asih) ini sementara waktu tersedia di Taman Sejarah dan Taman Dago. Untuk saat ini hanya ada tiga unit mobil dengan masing-masing terdapat tiga tenda dan psikolog sebagai tempat melayani curhatan warga.
"Sehingga mereka yang di titik nadir punya keputusasaan hidup, cemas, atau galau bisa hadir ke layanan Kekasih ini," katanya.
Pria yang kerap disapa Emil ini menambahkan, kendati angka bunuh diri di Kota Bandung minim terjadi. Namun, pihaknya perlu membuat program ini agar warga Bandung yang memiliki problematika hidup bisa kembali bersemangat setelah mengikuti layanan konseling tersebut.
"Hanya datang ke taman, melihat pohon, curhat ke psikolog dan psikiater. Maka pulang-pulang hidupnya akan kembali bersemangat lagi," ujarnya.
Bahkan, Emil pun mengaku akan mendengarkan curhatan warganya pada momen-momen tertentu. "Sesekali saya dan Pak Wakil (Oded M. Danial) akan sampling untuk mendengarkan curhatan warga serta memberi solusi,"ujarnya.
Dia menuturkan, layanan konseling ini nantinya tidak hanya dilayani oleh psikolog atau psikiater. Akan ada ulama-ulama yang siap memberi nasihat-nasihat kepada warga yang mengalami tekanan dalam hidup.
"Khasnya adalah konseling berbasis agama. Ustaz-ustaz dari MUI yang akan membantu menasihati hal-hal yang sifatnya berbasis referensi agama," katanya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Rita Verita mengatakan, layanan konseling ini mulai melayani warga pada pukul 07.00 Wib hingga pukul 10.00 Wib. Namun, layanan ini hadir setiap dua minggu sekali.
"Untuk saat ini dua minggu sekali dahulu karena unitnya terbatas. Demikian juga sumber daya manusianya yang harus dibagi," kata Rita Verita.
Rita menyebut, bagi warga yang malu mencurahkan hatinya, akan disediakan juga tempat di dalam mobil untuk kepentingan privasinya. "Bila malu di tenda, bisa di dalam mobil juga," ujarnya.