Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peran Vital Orang Tua Dalam Tayangan TV Tak Mendidik

Diskusi dengan tema Kenapa Perlu Media Ramah Anak? di IFI/Bisnis
Diskusi dengan tema Kenapa Perlu Media Ramah Anak? di IFI/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG -- Peran orang tua sangat vital dalam melindungi anaknya dari tayangan televisi yang memuat konten tidak sehat dan baik. Mengapa demikian, karena orang tua salah satu ujung tombak dalam keluarga yang bisa mengontrol jenis tontonan sang anak.

Hal ini menjadi topik pembahasan dalam diskusi "Kenapa Perlu Media Ramah Anak?” yang dilakukan Rapotivi, NXG Indonesia dan Komisi Penyiaran Televisi (KPI) Pusat di Institut Francais Indonesia (IFI) pada Sabtu (16/9) kemarin.

KPI Pusat perlu adanya sinergi dan peran orang tua guna mencegah anak-anak untuk menonton adegan-adegan yang tidak patut untuk dipertontonkan di usianya. Adegan semacam kekerasan, pornografi dan yang lainnya harus menjadi perhatian para orang tua.

"Maka orang tua berperan aktif dalam menjaga anaknya untuk mengurangi dampak negatif dari tayangan televisi," kata Komisioner KPI Pusat, Mayong Suryo Laksono.

Bila bisa dijadikan contoh, di luar negeri, peran orang tua menjadi garda terdepan untuk mengawasi anak-anaknya ketika menonton televisi. Orang tua di sana berkeyakinan jika tontonan sang anak akan berpengaruh terhadap perilaku di kehidupannya.

Dari kacamata psikolog, Anggit Sukmawati menambahkan, peran orang tua sangat dibutuhkan agar anak tidak menyalahgunakan fungsi dari sebuah media. Media sendiri memiliki 5 fungsi bagi anak.

"Di antaranya sebagai sumber informasi, media hiburan, media komunikasi, sarana berbagi dan sarana bersosialisasi. Maka jangan sampai disalahgunakan," katanya.

Dia menyebut, pencegahan dini bisa dimulai dengan memilih media dan konten yang sesuai dengan usia sang anak dan tahap perkembangan anak sebagai sarana stimulasi.

"orang tua juga harus menentukan dan membatasi waktu penggunaan media bagi anak," ucapnya.

Tayangan tidak mendidik? Laporkan ke Rapotivi

Sementara itu, Direktur Remotivi Muhammad Heychael mengatakan, pihaknya selalu menerima aduan dari masyarakat terkait tayangan televisi yang dinilai kurang mendidik dan tak etis. Setiap harinya aduan tersebut diterima pihaknya melalui aplikasi Rapotivi.

"Kita menerima aduan itu setiap hari. Aduan itu kita proses dengan beberapa tahap sehingga bisa diteruskan ke KPI untuk ditindak lanjuti. Apakah aduan tersebut ditolak atau sudah diterima KPI, apakah aduannya sudah menjadi sanksi atau belum, kita akan tahu updatenya." kata dia.

Aplikasi Rapotivi dibuat salah satunya untuk melindungi anak dari tayangan yang kurang mendidik. Karena kekinian banyak industri televisi dalam negeri yang gagal memenuhi hak warga untuk mendapatkan tayangan TV yang baik dan bermanfaat.

Padahal, masyarakat berhak menerima tayangan yang bermanfaat karena stasiun TV bersiaran melalui gelombang frekuensi milik publik. Pajak publik dipakai untuk membiayai pengelolaan tersebut.

"Karena sudah meminjam frekuensi dan mengambil untung dari siaran iklan, stasiun TV wajib menyediakan tayangan sehat, benar dan bermanfaat bagi publik,"

Selain itu, pihaknya berupaya mengawal proses aduan yang selama ini tak terkawal, mulai dari aduan terverifikasi lalu dikirim ke KPI hingga KPI menindak lanjuti aduan tersebut. 

"Artinya masyarakat ikut merasakan menjadi bagian dari perubahan. Sehingga kita berusaha mengarahkan tayangan yang aman yang tidak mengandung konten negatif," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler