Bisnis.com, BANDUNG - Kita semua mungkin pernah mendengar cerita bahwa siklus menstruasi bisa tersinkronisasi bila wanita tinggal bersama atau antibiotik dapat mengobati flu. Banyak cerita di dunia kesehatan, namun apakah cerit-cerita tersebut berasal dari ilmu kedokteran atau hanya mitos belaka?
Mitos tersebut baik untuk diperhatikan dan diketahui karena jika kita masih percaya dengan mitos tersebut, akan ada beberapa kerugian yang mungkin kita dapatkan.
Dilansir oleh Netdoctor.co.uk, inilah 6 mitos soal kesehatan yang akan dibedah menurut ilmu kesehatan.
4. Antibiotik dapat mengobati flu
Sebuah survei yang dilakukan YouGov mengungkapkan bahwa 41% orang dewasa di Inggris masih percaya bahwa antibiotik efektif dalam mengobati virus.
"Tolong dokter, bisakah saya minum antibiotik?” menurut dr. Rupert Critchley, pendiri Viva Skin Clinics, adalah permintaan yang sering dia dengar dari pasien. "Sebenarnya ini adalah kesalahpahaman umum bahwa flu sehari-hari diobati dengan antibiotik,” ujarnya.
Rupert menjelaskan dari dasar bahwa flu adalah singkatan dari influenza yang merupakan virus. Antibiotik adalah antibakteri. Berarti tidak berpengaruh sama sekali terhadap virus. “Pengobatan dengan antibiotik justru bisa menimbulkan lebih banyak ruginya daripada efek samping yang baik,” tambahnya.
5. Siklus menstruasi bisa tersinkronisasi bila wanita tinggal bersama
Pada tahun 1971, Martha McClintock dari Universitas Harvard meneliti 135 mahasiswi yang tinggal bersama di sebuah asrama perguruan tinggi. Hasilnya, interaksi sosial ini mempengaruhi siklus menstruasi mereka. Tapi apakah haid wanita yang hidup bersama bisa tersinkronisasi?
Sebuah aplikasi kesehatan wanita bernama Clue, telah melakukan studi untuk menganalisis siklus menstruasi. Dari 360 pasang wanita, terlihat indikasi adanya sinkronisasi siklus haid.
Ilmuwan dari aplikasi Clue, Marija Vlajic, mengatakan bahwa sinkronisasi siklus menstruasi adalah gagasan yang diyakini secara luas. Namun, tidak mungkin terjadi.
“Di antara sampel yang kami pelajari, sinkronisasi menstruasi tidak ada dan seiring waktu, siklus benar-benar menyimpang. Secara matematis, ini mengindikasikan bahwa siklus tidak pernah sinkron,” tambahnya.
"Wanita cenderung menyukai gagasan menstruasi mereka, karena membuat mereka merasa lebih dekat, dan banyak yang memberikan contoh tentang kejadian ini," komentar Martha Silcott dari FabLittleBag.
Studi terbaru menunjukkan bahwa siklus menstruasi tidak benar-benar disinkronkan. Martha Silcott mengatakan bahwa jika tinggal bersama dalam waktu yang panjang, maka menstruasi bisa bertepatan satu atau dua kali.
Penyebabnya karena siklus menstruasi setiap wanita berbeda-beda. Ada beberapa wanita yang menstruasi dalam jangka waktu cepat, ada pula yang lama. Maka kemungkinan bertepatan satu atau dua kali, mungkin saja terjadi.
6. Berhubungan seks saat menstruasi, tidak bisa menyebabkan kehamilan
dr. Geetha Venkat, Harley Street Fertility Clinic, mengatakan bahwa banyak orang berpikir: tidak mungkin wanita yang sedang menstruasi dapat hamil ketika berhubungan seks.
Tapi kenyataannya, hal itu memang mungkin terjadi. Jika saat berhubungan seks, wanita memasuki periode akhir menstruasi. Periode akhir menstruasi adalah ketika sel telur mulai masuk ke rahim. Sperma yang sudah ada di rahim akan menyambut kedatangan sel telur tersebut.
Pertimbangan lain yang perlu diingat adalah sperma dapat hidup sampai 72 jam setelah ejakulasi, oleh karena itu menjelang akhir periode menstruasi, peluang untuk hamil akan meningkat.