Bisnis.com, BANDUNG - Kita semua mungkin pernah mendengar cerita bahwa makan wortel meningkatkan penglihatan atau kreativitas berasal dari otak sebelah kanan. Banyak cerita di dunia kesehatan, namun apakah cerit-cerita tersebut berasal dari ilmu kedokteran atau hanya mitos belaka?
Mitos tersebut baik untuk diperhatikan dan diketahui karena jika kita masih percaya dengan mitos tersebut, akan ada beberapa kerugian yang mungkin kita dapatkan.
Dilansir oleh Netdoctor.co.uk, inilah 6 mitos spal kesehatan yang akan dibedah menurut ilmu kesehatan.
1. Wortel dapat memperbaiki penglihatan
Mengonsumsi wortel adalah kunci keberhasilan pilot Inggris dalam Perang Dunia II saat malam hari atau hanya propaganda Kementerian Pangan Inggris yang akan membuat pilot Jerman percaya?
Wortel memang kaya akan beta karoten, pigmen alami yang memberi nutrisi pada mata. Tapi teknologi radar Angkatan Udara Inggris (RAF) yang baru dipakai saat itu, kemungkinan besar bertanggung jawab atas kesuksesan pilot-pilot Inggris pada Perang Dunia II.
"Tapi ada sedikit kebenaran dalam mitos medis," kata Lisa Hutson, ahli gizi di Rumah Sakit Spire Hull. "Wortel mengandung beta karoten, suatu bentuk vitamin A yang mampu menurunkan risiko degenerasi makula dan katarak. Walaupun dalam penelitian, dosis yang digunakan lebih tinggi dari konsumsi wortel setiap hari," tambahnya.
Vitamin A membantu mata mengubah cahaya menjadi sinyal yang bisa ditransmisikan ke otak, sehingga orang bisa melihat dalam kondisi kurang cahaya.
Lisa menjelaskan bahwa penglihatan buruk pada malam hari merupakan gejala umum kekurangan vitamin A. Meningkatkan jumlah konsumsi wortel dapat membantu meningkatkan pengelihatan pada malam hari.
Tapi Lisa lebih menynarankan mengonsumsi suplemen vitamin A, karena kita harus makan wortel yang sangat banyak agar memiliki efek yang sama dengan suplemen vitamin A.
2. Belahan otak memiliki fungsi yang berbeda
Sebuah survei untuk asuransi menunjukkan 67% orang Amerika percaya kreativitas dan logika berada di belahan otak yang berbeda.
Namun, penelitian yang dipublikasikan di PLOS One mengemukakan bahwa ini adalah mitos: sisi kanan otak tidak lebih kreatif dan artistik dibanding sisi kiri yang logis, metodis, dan analitis.
Ilmuwan Universitas Utah telah menganalisis otak lebih dari 1.000 orang peserta yang berusia 7 sampai 29 tahun. Hasilnya, mereka tidak menemukan bukti bahwa orang secara istimewa menggunakan otak kiri atau kanan mereka.
Peserta menggunakan seluruh wilayah otak mereka untuk analisis dan kreatif selama eksperimen.
3. Probiotik membantu kesehatan pencernaan untuk semua orang
Di Inggris, sekitar ratusan miliar rupiah dihabiskan untuk produk probiotik setiap tahun oleh orang-orang yang percaya bahwa bakteri hidup dan ragi akan mengobati pencernaan mereka.
Namun, hanya mereka yang menderita penyakit tertentu yang mungkin akan diuntungkan, seperti Sindrom Iritasi Usus (IBS).
"Probiotik dapat memperbaiki kesehatan usus Anda, terutama untuk kondisi yang lebih ringan seperti IBS dan kembung," kata dr. Ana Wilson, Konsultan Gastroenterologi di Rumah Sakit St Mark.
"IBS adalah kelainan fungsi usus dan ada bukti yang menunjukkan bahwa probiotik dapat memperbaiki gejala IBS. Saya telah melihat pasien mendapat manfaat dari mengkonsumsi probiotik, terutama yang menderita IBS," pungkas Ana.
Meski tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa orang tanpa masalah kesehatan perlu mengkonsumsi probiotik, probiotik bisa jadi bagian dari diet sehat, demikian pendapat Wilson.
Beberapa makanan seperti yogurt, keju mentah, atau asinan kubis, mengandung manfaat probiotik yang sama seperti suplemen. Ana merekomendasikan untuk mengonsumsi makanan ini jika mereka menginginkan probiotik tanpa suplemen.