Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Tol Soroja Dihentikan Sementara

PT Citra Marga Lintas Jabar (CLMJ) selaku badan usaha jalan tol (BUJT) Soreang-Pasir Koja (Soroja) memberikan peringatan keras kepada sub kontraktor PT PHI yang dianggap telah menelantarkan mitra kerjanya sehingga membuat proyek pengurugan tanah untuk tol dihentikan sementara waktu.

Bisnis.com, BANDUNG - PT Citra Marga Lintas Jabar (CLMJ) selaku badan usaha jalan tol (BUJT) Soreang-Pasir Koja (Soroja) memberikan peringatan keras kepada sub kontraktor PT PHI yang dianggap telah menelantarkan mitra kerjanya sehingga membuat proyek pengurugan tanah untuk tol dihentikan sementara waktu.

Sejak Sabtu (15/4) pengurugan tanah untuk proyek Jalan Tol Soroja dihentikan secara paksa oleh warga Parung Serab, Kecamatan Soreang, Kab Bandung lantaran warga kesal akibat sub kontraktor tak kunjung membayarkan honor mereka yang telah dipekerjakan dan kompensasi perbaikan sarana umum yang rusak akibat lalu lintas kendaraan berat sesuai dengan perjanjian awal.

Direktur Utama PT CLMJ Bagus Medi menyatakan, apabila dalam waktu dekat sub kontraktor tersebut tidak bisa membayarkan kewajiban terhadap warga setempat akan langsung diputus kontraknya. Pasalnya, pembayaran dari CLMJ sudah dilakukan sejak lama dan tidak ada masalah dengan cash flow.

"Kadang-kadang sub konstraktor ini menunda-nunda pembayaran. Apalagi ini kontraktor lokal entar-entaran dulu, ya mandeklah. Semuanya juga kalau seperti itu akan jadi masalah," katanya, kepada wartawan, Selasa (18/4/2017).

Dalam berbagai kesempatan, Bagus mengaku berulangkali mengingatkan PHI mengenai pembayaran hak-hak warga setempat dan mereka mengaku sudah menunaikannya. Akan tetapi, hingga kini ternyata masalah tersebut tak kunjung bisa diselesaikan. Untuk itu, pihaknya telah menginstruksikan stafnya untuk mengecek kondisi di lapangan dengan mengikuti pertemuan antara warga dan sub konstraktor yang difasilitasi pemerintah daerah.

Saat ini, permasalahan tersebut sudah selesai dan PHI berjanji akan segera menyelesaikan masalah tersebut agar tidak merugikan terhadap pelaksanaan proyek secara keseluruhan yang akan berdampak pada molornya pengerjaan jalan yang menghabiskan anggaran hingga Rp1,3 triliun tersebut.

Disinggung mengenai progres pembangunan, Bagus menyatakan, saat ini sudah mencapai 70%. Dengan kondisi cuaca yang kondusif tidak ada hujan dalam sebulan, dirinya yakin proyek tersebut akan tuntas sesuai dengan target awal.

"Memang ada kendala, kebutuhan tanah untuk pengurugan itu mencapai 3 juta kubik, makanya dalam sehari kami butuh 13.000 kubik," ucapnya.

Pengambilan tanahpun tidak mudah karena tidak bisa sembarangan mengambil dari bukit atau gunung yang ada. Kondisi tersebut diperparah dengan akses jalan yang sempit sehingga kendaraan truk besar tidak bisa masuk.

"Idealnya diangkut dengan truk kapasitas 30 ton, yang bisa malah 8 ton. Itu tidak bisa disesali jadi kami kerjakan 24 jam," paparnya.

Sementara itu, salah seorang warga Desa Parungserab, Muhamad Sani mengatakan, selama berjalannya proyek Jalan Tol Soroja, masyarakat Desa Parungserab merasa resah. Berbagai aktifitas proyek pembangunan, seperti pengangkutan tanah urugan dan material lainnya, merusak jalan di desa tersebut. Kerusakan jalan ini menyebabkan kecelakaan lalu lintas di jalan tersebut seringkali terjadi.

"Sebenarnya pengembang sub kontraktor yang dulu juga pernah menjanjikan ada kompensasi ganti rugi untuk warga. Yakni berupa perbaikan jalan, pembangunan sarana ibadah serta pemberian uang sebesar Rp 5 juta per RW. Selain itu, pengembang juga menjanjikan akan mempekerjakan putra daerah, pada kenyataannya, yah cuma beberapa orang saja. Namun pada kenyataannya itu tidak diberikan, proyek ini sudah berjalan sejak awal 2016,"kata Sani.

Dikatakan Sani, pengembang PT PHI yang merupakan sub kontraktor dari proyek PT Grider Indonesia sebagai kontraktor utama proyek tersebut, telah berganti dengan pengembang lain. Namun tetap saja, pengembang baru pun enggan memberikan kompensasi kepada warga.

Sehingga, kata dia, sampai kapan pun warga akan tetap menuntutnya. Jika kompensasi yang diinginkan warga itu tak kunjung direalisasikan, maka warga akan terus memblokir jalan akses menuju proyek Jalan Tol Soroja itu.


"Penyelesaian kompensasi ini kami minta secepatnya diselesaikan. Karena kalau cuma janji saja, kami sudah kapok dibohongi oleh perusahaan-perusahan seperti itu. Tuntutan kami ini sangat realistis dan untu kepentingan semua warga, karena sejak ada proyek ini sama sekali tidak ada manfaatnya untuk kami, malah menimbulkan kerusakan saja,"ujarnya.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ajijah

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper