Bisnis.com, BANDUNG -- Baru-baru ini sebuah studi baru dari Universitas Leuven meneliti kaitan antara penggunaan media sosial dengan kondisi kesejahteraan.
Dilansir Daily Mail, peneliti bernama Dr Eline Frison menemukan bahwa media sosial seperti Instagram misalnya, bisa membawa seseorang atau remaja menjadi lebih dekat dalam hubungan emosional.
Namun bagi sebagian orang lain, seperti yang sudah diteliti sebelumnya, media sosial juga dapat menyebabkan peningkatan depresi.
Peneliti sebelumnya meminta koresponden mengisi survei dalam interval bulanan selama kurun waktu satu tahun.
Survei meminta siswa mengenai penggunaan jejaring seperti Facebook, Snapchat dan Instagram. Serta indikator di dalamnya antara lain kesehatan mental seperti gejala depresi, kepuasan hidup dan kesepian.
Dan hasilnya mengungkapkan bahwa penggunaan aplikasi Instagram cenderung mengakibatkan peningkatan depresi enam bulan, setidaknya untuk beberapa siswa.
Namun kabar baiknya, bagi siswa lain hal itu mengarah kepada persahabatan yang lebih dekat dan emosional dengan teman-temannya. Serta persepsi bahwa mereka dihargai dan dicintai.
Dr Elkine Frison mengatakan, hal ini adalah studi pertama yang menyelidiki kaitan antara Instagram dan kesejahteraan pada remaja.
"Kelompok remaja mungkin sangat berisiko untuk terkena dampak dari Instagram, mengingat meningkatnya popularitas Instagram pada masa remaja dan peningkatan gejala depresi selama tahap kehidupan," ujarnya.
"Jika menggunakan Instagram dapat mereaksi kedekatan dengan teman-temannya, itu bermanfaat, tetapi jika Instagram tidak mampu bereaksi seperti itu, ini berbahaya dalam jangka panjang." pungkasnya.