Bisnis.com, BANGKOK - Thailand sudah lama dikenal sebagai tempat wisata yang hedonis, daerah pelacuran, alkohol murah dan pantai tropis indah. Namun, belakangan ini semakin banyak wisatawan dari negara Islam yang mengunjungi negara tersebut.
Dilansir Daily Mail, Senin (20/3/17) ternyata hal ini di latar belakangi oleh semakin gencarnya negeri Gajah Putih tersebut dalam memperkenalkan layanan wisata halal untuk menyambut lebih banyak wisatawan Muslim di penjuru dunia dan menjual produknya kepada dunia Islam.
Seperti baru-baru ini ketika ada sebuah upacara pernikahan di hotel bintang lima Al Meroz, Bangkok. Dalam upacara itu seorang pria membaca al-Quran dalam resepsi sementara istrinya berpakaian serba putih dan berjilbab.
Ini adalah satu dari puluhan resepsi pernikahan yang diadakan sejak beberapa bulan lalu di Al Meroz, hotel halal pertama di kota itu.
"Mengingat ada 1,5 miliar umat Islam di seluruh dunia, saya rasa itu pasar sangat baik," kata manager hotel, Sanya Saenboon.
Hotel ini berdiri sejak tahun lalu, memiliki fitur Islami. Tidak menjual alkohol, sedangkan kolam renang dan gym mengalokasikan waktu tertentu untuk penggunaan tamu pria dan wanita.
Segala sesuatu di bangunan itu telah dipastikan aman bagi umat Muslim. Dari mulai sprei yang dicuci dengan cara tertentu, memastikan perlengkapan mandi bebas dari alkohol atau lemak hewan serta menyediakan kebutuhan sehari-hari yang diperbolehkan untuk umat Muslim.
Meskipun mengalami ketidakpastian situasi politik, Thailand telah mencatatkan ledakan kunjungan wisatawan, dari 13,8 juta pengunjung tahunan pada tahun 2006 mencapai rekor 32,5 juta tahun lalu.
Peningkatan terbesar berasal dari Cina. Jumlahnya naik dari hanya 949.000 pada 10 tahun silam menjadi menjadi 8,7 juta pengunjung pada 2016.
Namun peningkatan pengunjung juga berasal dari negara-negara Muslim. Pengunjung dari negara-negara Muslim di Timur Tengah dan Asia meningkat dari 2,63 juta pada 2006 menjadi lebih dari enam juta pada tahun lalu.
Selain menyediakan layanan wisata halal, Thailand juga menunjukan peningkatan dalam hal memproduksi makanan bersertifikat halal. Selama 15 tahun terakhir, negara itu telah memiliki lebih dari 160 ribu produk halal.
Seperti seorang Buddhis bernama Lalana Thiranusornkij yang menjelaskan bagaimana keluarganya tidak lagi menggunakan bahan dasar yang dihindari umat Muslim.
"Dulu kami menggunakan minyak babi, namun sekarang kami mengubahnya dengan sumber rumput laut," katanya.
Thailand sendiri merupakan sebuah negara yang didominasi oleh penganut Buddha, namun lima persen dari keseluruhan jumlah penduduk adalah umat Muslim, kebanyakan tinggal di wilayah selatan.