Bisnis.com, BANDUNG -- Jumlah angka pengangguran di Kota Bandung masih banyak. Menurut sekretaris Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung Ronny Ahmad Nurudin, saat ini ada sekitar 107.532 jiwa pengangguran terbuka.
"Atau sama dengan 9,02 persen dari jumlah angkatan kerja 1.192.521 orang," kata dia di Balai Kota Bandung, Kamis (16/3/17).
Jumlah pengangguran ini, kata dia, tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Pihaknya pun akan memastikan jumlah angka secara pasti.
"Kita berupaya mengupdate data-data dengan pihak terkait seperti BPS (Badan Pusat Statistik) dalam waktu dekat ini," ucapnya.
Kendati demikian, pihaknya terus berupaya menekan angka pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Kota Bandung melalui pelbagai program yang direncanakan seperti menggelar bursa kerja serta peningkatan kualitas kerja.
"Menggelar bursa kerja yang sedikitnya ada 105 perusahaan sebanyak tiga kali. Dengan target sekitar 12 ribu tenaga kerja," jelasnya.
Pihaknya pun menyatakan masih banyak program lain yang menurutnya hasil dari agenda Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan) pada beberapa waktu lalu.
"Ada juga pemagangan ke luar negeri, untuk pemagangan ini kami kerja sama dengan Jepang dan Kadin juga. Dan sudah ada 40 orang yang siap diberangkatkan ke Jepang," ucapnya.
Untuk memudahkan masyarakat dalam mencari kerja, pihaknya telah menyempurnakan aplikasi lowongan kerja BIMA (Bandung Integrated Manpower Management Application) pada menu aplikasi.
“Sekarang ada lima menu pada BIMA, menu web disnaker, menu bursa kerja online, menu lapor online dan
menu registrasi online untuk pelatihan serta dashboard data statistik dan disnaker, semua bisa di unduh di Playstore dan kita menamai fitur ini Penta Kerja,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, Disnaker Kota Bandung pun menyasar sektor informal guna menekan angka pengangguran tersebut salah satunya dengan memaksimalkan potensi angkutan seperti ojek.
"Lokal ojek akan kita coba gagas untuk meningkatkan kesejahteraan informal, Pemkot Bandung akan buat aplikasinya. Intinya harus bisa bersaing dengan yang lain tetapi tidak menjadi ganjalan bagi sarana transportasi yang lain,” katanya.