Bisnis.com, BANDUNG -- Pada 28 Februari lalu, mantan presiden AS George W Bush yang terkenal akan kebijakan invasi militer ke Afghanistan pada 2001 dan Irak pada 2003 meluncurkan buku berisi karya lukisannya.
Kumpulan lukisan karyanya pun mendapatkan reaksi pujian dari kritikus ternama termasuk Phillip Kennicott. Selain itu buku tersebut mencatatkan penjualan terbaik.
Philip Kennicott sang kritikus menyebut bahwa 66 karya yang terdapat didalamnya merupakan buah proses asah seni sang mantan presiden pascalengser dari orang nomor satu Amerika Serikat.
"Tidak peduli apa yang Anda pikirkan tentang George W. Bush, dia menujukkan dalam buku ini dan lukisan karya dia sendiri kebaikan yang sayangnya berkurang dalam dinamika elit politik Amerika saat ini: keingintahuan, kasing sayang, komitmen mempelajari hal baru dan kerendahan hati untuk belajar dari masyarakat," kata Kennicott, seperti dilansir Telegraph, Selasa (14/3/17).
"Ada banyak bukti bahwa mantan presiden itu lebih ramah dan hangat dibanding si congkak 'President Bush' semasa menjabat. Dan keingintahuan dia tentang seni bukan hanya masih murni, namun cenderung canggih."
Lukisan yang dia buat pascalengser 2009 lalu dikumpul dengan judul Portraits of Courage: A Commander in Chief's Tribute to America's Warriors.
Buku tersebut berisi gambar prajurit Amerika dan berisi kisah yang ditulis sendiri oleh Bush.
"Saya tidak yakin bagaimana seni dalam koleksi ini dalam pandangan para kritikus," tulis Bush dalam pendahuluan bukunya.
"Secara keseluruhan, saya ini pemula. Apa yang saya yakini atas koleksi ini adalah masing-masing lukisan dibuat dengan penuh kepedulian dan rasa hormat," lanjutnya.
Bush dalam bukunya mengatakan dia terinspirasi oleh karya Lucian Freud, Wayne Thiebaud, Jamie Wyeth, Ray Turner, Fairfield Porter, dan Joaquin Sorolla.
Bush menunjukkan kepeduliannya kepada para veteran Amerika yang akhirnya membuat Kennicott memuji rasa kepedulian sang mantan presiden.
Pendapatan dari buku itu pun akan disumbangkan kepada yayasan veteran perang yang dijalankan oleh Bush sendiri.