Bisnis.com, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (Emil) menyatakan, moda transportasi di kota metropolitan sudah seharusnya berbasis massal. Maka dengan demikian, pihaknya terus memperjuangkan pembangunan Metro Kapsul di wilayah yang dipimpinnya.
"Sampai kapanpun kota maju kan seperti itu. Dan saya sudah rapat terkait hal itu, sekitar dua atau tiga bulanan kita akan groundbreaking Metro Kapsul karena sampai titik ini susahnya luar biasa sampai saya harus menghadap Presiden Jokowi untuk minta dukungan Perpres itu," kata Emil di Hotel Horison, Jum'at (10/3/17).
Pembangunan Metro Kapsul tersebut, kata dia, salah satunya upaya guna mengintegrasikan angkutan umum di Kota Bandung.
"Kita intregasikan (dengan angkot), yang penting kan para sopir angkot nantinya tidak akan menganggur. Apakah nanti mereka akan menjadi angkot di daerah feeder pada saat sistim transportasi massalnya ada, kan ga ada masalah," ujarnya.
Emil pun mengatakan, sudah seharusnya para sopir angkot untuk intropeksi diri. Hal itu terkait aksi penolakan sopir angkot terhadap transportasi daring. Para angkutan umum konvensional pun melakukan demo di Gedung Sate pada Kamis, (9/3/17) lalu.
"Jangan selalu nyalahin sistem, tapi perilaku angkotnya sendiri banyak mengecewakan masyarakat yang akhirnya berpindah ke opsi-opsi online," katanya.
Terkait Metro Kapsul, hal tersebut merupakan salah satu solusi Pemkot Bandung guna meminimalisir kemacetan. stasiun pertama dimulai dari Stasiun Hall, lalu melalui pasar baru, Tegalega dan menuju alun-alun Kota Bandung. Nilai proyek sendiri dengan jarak tiga km mencapai Rp 500 miliar dan jarak enam km senilai Rp 1 triliun.
"Biaya dari PT Pembangunan Perumahan Persero dengan teknologi lokal anak bangsa buatan anak Subang," ucapnya.