Bisnis.com, BANDUNG -- Penelitian menemukan orang yang mengunyah dengan cepat dapat memicu penyakit obesitas. Penelitian itu dilakukan Dr Xand van Tulleken terhadap 20 koresponden.
Dia juga menemukan jika seorang yang lebih lama mengunyah ketika makan dapat membantu seseorang makan lebih sedikit dari biasanya.
Dilansir Daily Mail, Senin (6/3/17) dia meminta 20 wanita makan satu piring pasta dalam porsi besar, dan berhenti makan ketika sudah merasa kenyang. Sebagian wanita diminta mengunyah sebanyak 35 kali, sementara sisanya sebanyak 15 kali.
Hasilnya, wanita yang mengunyah 35 kali ketika makan, 30 persen lebih sedikit dibandingkan wanita yang mengunyah 15 kali. Tulleken menghitungnya dari sisa makanan di piring.
Sisa makanan di piring itu ditimbang dan dihitung jumlah kalorinya. Hasilnya, mereka yang mengunyah lebih cepat atau sebanyak 15 kali, rata-rata menghabiskan 468 kalori, sementara yang mengunyah lambat hanya sekitar 342 kalori.
"Perbedaannya mencapai 126 kalori hanya dalam satu kali makan. Ini benar-benar luar biasa," kata Tulleken.
Dia menambahkan, umumnya seseorang mengunyah sebanyak 15-30 kali. Namun, orang yang obesitas diketahui memiliki kebiasaan mengunyah yang lebih cepat.
“Selama ini, mengunyah hanya dikenal untuk membantu memecah makanan menjadi bagian yang lebih kecil sehingga mudah dicerna," kata dia.
Namun proses mengunyah, lanjutnya, juga dapat memicu pelepasan hormon yang memberikan sinyal ke otak dan membuat perut terasa kenyang.
Dia percaya, proses mengunyah bisa memainkan peran penting dalam upaya penurunan berat badan yang tidak pernah diduga sebelumnya.
"Ini membuktikan, mengunyah benar-benar aman dan terbukti sebagai diet yang tidak ada efek samping," pungkasnya.