Bisnis.com, BANDUNG--Wali kota Bandung Ridwan Kamil menjadi pengisi acara pada seminar bertema "Agama dalam Membangun Bangsa yang Adil, Harmonis dan Makmur" di Gedung Serba Guna Gereja Kristen Indonesia, Jalan Maulana Yusuf, Bandung, Senin (13/2/17) malam.
Dalam seminar tersebut Emil mengungkapkan mengenai polemik-polemik yang terjadi di Indonesia saat ini termasuk pemaksaan keseragaman dibalik keberagaman.
"Polemik hari ini itu adalah pemaksaan keseragaman dibalik keberagaman dan seharusnya ada batas-batas yang tidak dilewati malah sering dilewati," ungkapnya.
Emil mencontohkan kasus yang lumrah terjadi di Indonesia seperti larangan ibadah bagi yang tidak satu keyakinan.
Selain itu Emil mengatakan bahwa agama harus di terapkan dalam hal apapun dan tidak hanya sebagai aktivitas ritualnya saja.
"Agama harus diwujudkan dalam keseharian, mau dalam bekerja atau pemerintahan maupun hubungan sesama manusia juga sebagainya. Jadi jangan hanya ritual saja ke gereja atau ke masjid, tapi sepulang dari masjid atau gereja tidak menampilkan 'wajah' keagamaannya," terang Emil.
Lebih lanjut Emil mengatakan, bila dalam keyakinan bisa berbeda setidaknya manusia memiliki hubungan antar manusia sehingga akan terhindar dari rasa benci dan bisa saling menghormati.
"Jadi kalau tidak bisa bersaudara dalam keyakinan, maka bersaudaralah dalam kebangsaan, dan kalau masih tidak bisa maka bersaudaralah dengan kemanusiaan," Kata Emil dengan memakai peci hitamnya.
Emil pun tak mengelak bahwa posisi pemerintah sangat penting dalam permasalahan ini. Emil menuturkan bahwa pemerintah harus memosisikan diri sebagai hakim guna menghindari polemik-polemik seperti yang pernah terjadi belakangan ini. Tentunya secara tegas agar tak ada polemik yang berkelanjutan.
"Dalam turbulensi ini posisi pemerintah itu seperti hakim, harus adil. Dalam keadilan selalu ada ketidakpuasan, yang merasa dimenangkan merasa puas, yang merasa dikalahkan tidak puas. Saya pernah mengalami itu semua. Maka sekali keputusan sudah diambil tidak boleh balik kanan lagi. Sebab itulah keadilan yang dititipkan pada pemerintah," kata Emil.