Bisnis.com, Yerusalem--Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan kepada menteri senior Israel mengenai pembangunan permukiman warga Yahudi di Yerusalem Timur. Sebuah pernyataan mengatakan pada Minggu (22/1/17), pemerintah kota-kota mendapat izin untuk pembangunan ratusan rumah baru di daerah yang disetujui.
"Tidak ada lagi kebutuhan untuk mengkoordinasikan pembangunan di lingkungan Yahudi di Yerusalem Timur. Kita bisa membangun di mana kita inginkan dan sebanyak yang kita inginkan," ujar Netanyahu dikutip Reuters. Dia pun menambahkan bahwa memungkinkannya untuk dimulainya pembangunan di Tepi Barat.
"Visi saya adalah untuk memberlakukan kedaulatan atas semua pemukiman," katanya.
Sementara itu Balai Kota Yerusalem menyetujui izin bangunan untuk lebih dari 560 unit di permukiman perkotaan Pisgat Zeev, Ramat Shlomo dan Ramot, daerah dianeksasi ke Yerusalem dalam sebuah langkah yang tidak diakui secara internasional.
Netanyahu mengatakan kepada para menteri yang bergerak pada pertemuan di mana mereka juga memutuskan untuk menunda membahas RUU yang mengusulkan aneksasi Israel dari pemukiman Tepi Barat Maale Adumim, rumah bagi 40.000 warga Israel di dekat Yerusalem.
Meir Turgeman, komite perencanaan dan pembangunan kota, kepada Radio Israel mengatakan bahwa izin rencana pembangunan itu sebelumnya sempat tertunda hingga berakhirnya masa jabatan Presiden Barack Obama. Pemerintahan Obama sendiri menentang keras ekspansi Israel membangun perumahan di kawasan Garis Hijau 1967 bagi warga Yahudi.
Pernyataan singkat dikeluarkan setelah diskusi dengan forum menteri yang dikenal sebagai Kabinet Keamanan, yang mengatakan bahwa pekerjaan akan ditunda sampai Netanyahu bertemu Presiden baru Amerika Serikat, Donald Trump.
Sebelumnya Netanyahu mengadakan percakapan telepon pertamanya dengan Donald Trump pada hari Minggu (22/1/17), dan dia telah diundang untuk pertemuan dengan Trump di Washington pada bulan Februari.
Namun, sayap kanan Israel percaya bahwa sikap Trump terhadap permukiman yang dibangun di Tepi Barat dan Jerusalem Timur akan jauh lebih mendukung dibandingkan Barrack Obama.
Walikota Yerusalem, Nir Barkat, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa selama delapan tahun pemerintahan Obama di Amerika Serikat, telah sulit untuk Israel membangun permukiman tapi ia mengatakan bahwa Israel sekarang memasuki era baru.
Terkait adanya pembangunan di Yerusalem Timur tersebut pihak Palestina mengecam keras langkah itu.
"Kami sangat mengutuk keputusan Israel untuk menyetujui pembangunan," ujar Nabil Abu Rdainah, juru bicara Presiden Palestina, Mahmoud Abbas kepada Reuters. (K19)