Buku-buku berjejal di antara rak-rak kayu berwarna coklat. Koleksi ribuan buku berbahasa Sunda dengan kovernya yang lawas tersebut tersedia di tempat itu. Ribuan yang menjadi bahan bacaan itu dimiliki oleh seorang pensiunan PT Telkom, Mamat Sasmita (Ua Sas), 65 tahun.
Tepat di tengah ruangan rumahnya itulah ia menyimpan hampir kurang lebih 5.000 buku berbahasa Sunda dan campuran. Tempat itu ia beri nama "Rumah Baca Buku Sunda Jeung Sajabana" yang berada di Jalan Margawangi VII Nomor 5, Bandung.
Ia berasalan memiliki banyak buku Sunda yang sekarang ini susah didapatkan, dengan begitu ia memberi akses kepada orang lain yang membutuhkan referensi buku Sunda. Dengan niat baik itulah ia membuka perpustakaan RBBSJ.
"yang datang dari kalangan umum, para orang tua yang ingin bernostalgia dengan bacaan sunda ketika kecil." katanya (22/01/17). Selain itu, mahasiswa, sastrawan, peneliti serta dosen sering juga mengunjunginya.
Salah satu koleksi yang menarik ialah buku kamus Sunda-Inggris, Jonathan Rigg tahun 1862 yang sekarang ini susah didapatkan. Pun buku sejarah Bandung seperti buku Bandung Tempo Doeloe karya Sudarsono Katam atau novel-novel sunda lawas seperti Baruang Ka Nu Ngarora karya D.K Ardiwinata dan Bandung Baheula karya R.M. Affandie
Kegemaran Mamat Sasmita dalam membaca membuatnya mengkoleksi buku Sunda sejak 1980. Mantan Pemimpin Redaksi majalah berbahasa Sunda Cupumanik itu pun telah menghasilkan sebuah buku kumpulan cerita pendek dalam Bahasa Sunda dan telah di terjemahkan ke Bahasa Inggris oleh C.W. Watson. Juga mendapat juara dua Hadiah Sastra LBSS (Lembaga Basa Jeung Sastra Sunda) 2011.
Mamat menceritakan bahwa semua orang dapat meminjamnya tanpa sepeser pun bayaran. Sang peminjam hanya cukup menuliskan profil pribadinya pada sebuah buku yang disediakan sebagai keperluan data. Juga modal kepercayaan.
"Niat awalnya kan memang tidak akan memungut bayaran. Dan memang kadang-kadang ada buku yang tidak pulang. Niat memulangkan buku tidak sebesar ketika niat akan meminjam" katanya sembari tertawa. (K19)