Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penuhi Kebutuhan SDM Pariwisata, STP Bandung Bangun Kampus Baru

Kebutuhan sumber daya manusia (SDM) industri pariwisata yang tinggi di Indonesia ternyata tidak diikuti dengan kuantitas sdm yang tersedia
Para pencari kerja mendatangi salah satu booth penyedia lowongan pekerjaan dari perhotelan di The 10th International Tourism and Hospitality Grand Recruitment 2016 di STP NHI Bandung pada pada Rabu (26/10/2016)/istimewa
Para pencari kerja mendatangi salah satu booth penyedia lowongan pekerjaan dari perhotelan di The 10th International Tourism and Hospitality Grand Recruitment 2016 di STP NHI Bandung pada pada Rabu (26/10/2016)/istimewa

Bisnis.com, BANDUNG - Kebutuhan sumber daya manusia (SDM) industri pariwisata yang tinggi di Indonesia ternyata tidak diikuti dengan kuantitas sdm yang tersedia.

Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) NHI Bandung Anang Sutono mengungkapkan ada jarak (gap) yang tinggi antara supply dan demand di industri pariwisata.

"Dari tahun ke tahun gap-nya tinggi. Menteri meminta kuantitas ditingkatkan untuk mengisi gap. STP NHI Bandung jumlah lulusan tertinggi itu kemarin ada 703 lulusan, biasanya sekitar 600 untuk setiap tahunnya," ujar Anang usai membuka The 10th International Tourism and Hospitality Grand Recruitment 2016 di Bandung pada pada Rabu (26/10/2016).

Anang menambahkan dengan jumlah lulusan tersebut, banyak lulusan STP Bandung yang sudah mendapat pekerjaan bahkan sebelum lulus.

"Ini masih jauh dengan kebutuhan yang ada, STP Bandung menerapkan zero unpleyment, jadi belum selesai pendidikan pun sudah dapat pekerjaan," ujarnya.

Selain itu, Anang juga tidak menampik adanya permasalahan yaitu tarik menarik dari satu perusahaan dengan perusahaan lain terutama di perhotelan untuk sdm yang ada.

"Jadi career path bergerak cepat tapi jumlah orang tidak bertambah karena sdm hotel tidak mudah di dapat. Ada kecenderungan saling melirik, kalau bahasa saya hijack, ketika ada hotel yang dapat memberikan kesempatan lebih bagus terjadilah transaksi," paparnya.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan dari lulusan yang ada hanya 20% atau 80.000 lulusan yang ada untuk memenuhi kebutuhan 700.000 sdm di industri pariwisata.

Anang mengatakan untuk memenuhi kebutuhan sdm di indutsri pariwisata tersebut, Menteri Pariwisata juga mendorong STP NHI Bandung dapat meningkatkan jumlah lulusannya dengan membuat kampus kedua di Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung.

"Memang betul kami tidak bisa membiarkan gap yang terlalu amat sangat tinggi, kebutuhan sdm pariwisata sangat tinggi sedangkan sdm pariwisatanya tidak bisa mengejar dari kebutuhan tadi sehingga Menpar memang mencari solusi, salah satunya STP Bandung akan bangun kampus kedua di Dayeuh Kolot persis sebelah Telkom University," jelas Anang.

Anang mengungkapkan pembangunan kampus STP Bandung di Dayeuh Kolot tersebut seharusnya sudah dimulai tahun 2016 ini namun tertunda karena dipengaruhi kondisi keuangan pemerintah.

"Saya agak yakin kami akan memulai pembangunan itu tahun depan karena masterplan sudah mantap dan di sana bisa menyerap per tahun itu bisa sampai angka 3.000-4.000 mahasiswa," katanya.

Anang menambahkan ini berdasarkan jumlah yang mendaftar di STP NHI Bandung yang sudah mencapai 6.900 per tahun.

"Sehingga kalau ambil setengah saja dari 6.900, STP Bandung masih dapat memilah untuk dapat kualitas yang bagus," ujarnya.

Adapun terkait jurusan, Anang mengungkapkan akan dikembangkan sesuai kebutuhan pariwisata di Indonesia.

Terkait daya saing tenaga kerja pariwisata di era Masyarakat ekonomi Asean (MEA), Anang mengungkapkan persaingan sudah menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari.

"Namanya lalu lintas kerja yang diukur itu nantinya capability, competitivenes, skill, knowledge. Siapa yang memiliki competitiveness tinggi itu yang akan direkrut dengan cepat," ujarnya.

Dia mengatakan pada prinsipnya terkait tenaga kerja harus berbicara kualitas dimana daya saing dapat dijawab dengan kualitas.

"Jadi mau tenaga lokal atau tenaga asing negara sahabat itu hanya bisa dijawab dengan kualitas," katanya.

Anang menekankan sekolah tinggi harus memiliki komitmen yang tinggi untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikannya.

"Ini agar output dan outcome-nya memang memiliki competitiveness yang tinggi, kalau tidak begitu pasti akan tergilas," ungkapnya.

Anang menegaskan MEA tidak perlu ditakuti, STP NHI Bandung menyikapi hal ini dengan terus berkarya dan berusaha.

"STP Bandung ok saja dalam arti justru 38,8% alumninya sudah menyebar ke seluruh dunia. Jadi sebelum MEA pun sekitar 40% lulusan STP Bandung sudah berkarya di luar negeri," pungkasnya. (k5)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper