Bisnis.com, BANDUNG - Dunia arsitektur Indonesia tengah berduka karena arsitek kenamaan dari Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB), Achmad Noe'man, wafat pada usia 90 tahun di Rumah Sakit Borromeus pada Senin sore (4/4/2016). Adapun jenazah Achmad Noe'man akan disalatkan di Masjid Salman ITB pada Selasa pagi, 5 April 2016.
Dikutip dari siaran Humas ITB pada Senin malam, berikut ini biografi singkat dari Sang Arsitek Achmad Noeman.
Achmad Noe’man, Arsitek yang terkenal piawai merancang masjid tanpa kubah ini lahir di Garut pada Jumat, 10 Oktober 1924.
Beliau merampungkan pendidikannya di Hollandsch Inlandsche School (HIS) dan Meer Uitgebreid Lager Onderweijs (MULO) di tempat kelahirannya. Di samping menimba ilmu di madrasah, putra Haji Mas Djamhari ini lantas meneruskan sekolahnya di Sekolah Menengah Atas (SMA) Muhammadiyah Ketanggungan, Yogyakarta.
Ketika Indonesia memasuki zaman revolusi, Noe‘man muda bergabung dengan Divisi Siliwangi dan ditugaskan di Jakarta sambil sekolah di Sekolah Menengah Atas Republik.
Kemudian pada 1948, Achmad Noe'man memasuki jurusan bangunan Fakultas Teknik, Universitas Indonesia (kini menjadi Institut Teknologi Bandung).
Tetapi, karena merasa kurang cocok dan kebetulan kala itu terjadi penyerbuan pasukan Belanda atas Yogyakarta. Maka, Achmad Noe'man tidak melanjutkan kuliahnya dan memasuki Corps Polisi Militer di Bandung dengan pangkat letnan dua. Karier militer ini ditekuninya sampai 1953.
Ketika di almamaternya dibuka jurusan arsitektur, perancang Masjid Salman di lingkungan Institut Teknologi Bandung ini lantas mengundurkan diri dari tugas militer dan memasuki bidang yang digemarinya itu.
Pendidikan di bidang arsitektur ini, yang lantas mengantarkannya menjadi arsitek, dima pendidikan ini dirampungkannya pada 1958.
Menurut beliau, arsitek harus memiliki kepribadian yang jujur, independen, dan kompeten.
Seusai menempuh pendidikan tingginya tersebut, arsitek yang berdarah Jawa ini sebetulnya akan dikirim ke Kentucky, Amerika Serikat, untuk mengambil program master.
Tetapi, ia memilih tidak berangkat dan membuka sebuah biro arsitektur dengan nama Birano yang merupakan singkatan dari Biro Arsitek Achmad Noe‘man.
Lewat biro itu dia melahirkan sederet karya di bidangnya, antara lain Masjid Salman ITB, Masjid Al-Furqan, dan Masjid Al-Markaz Al-Islami di Makassar.
Achmad Noe‘man juga aktif di berbagai kegiatan lain, antara lain menjadi anggota Majelis Arsitek Ikatan Arsitek Indonesia (IAI), anggota Dewan Kehormatan Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO), anggota Persatuan Insinyur Indonesia (PII), dan Ketua Yayasan Universitas Islam Bandung. (k5)