Bisnis.com, BANDUNG – Penggemar seni beladiri, dalam hal ini pencak silat, semakin hari semakin bertambah. Tak hanya para orang tua, seni beladiri asal Indonesia ini juga telah menarik minat para generasi muda. Meski pencak silat merupakan seni tradisional, penggemarnya pun tidak hanya warga lokal, tetapi juga warga dari negeri lain.
Dengan menampilkan gerakan yang mengombinasikan kekuatan dan kelembutan, pencak silat berhasil menarik perhatian para warga dari luar negeri. Salah satunya Kazumi Ogawa. Wanita Jepang berusia 52 tahun ini mengaku tertarik dengan seni beladiri pencak silat karena gerakannya yang kuat dan tegas namun lembut serta iringan musiknya yang menenangkan hati.
“Setiap jurusnya memiliki tenaga dan berenergi, tapi dikombinasikan dengan gerakan yang halus, itu yang menarik bagi orang asing,” ungkap Kazumi saat ditemui Bisnis.com belum lama ini di Taman Budaya Jawa Barat, Jalan Bukit Dago Utara, Bandung.
Selama 19 tahun tinggal di Indonesia, perempuan yang lahir di Saitama, Jepang ini, mengaku baru mengetahui adanya seni pencak silat dalam beberapa tahun ini. Awalnya pertemuannya dengan pencak silat dimulai dari pencariannya terhadap budaya Indonesia di Youtube yang dilakukannya lebih dari dua tahun yang lalu saat pulang ke Jepang.
Gerakan indah dengan iringan lagu yang tidak pernah ditemukannya di Jepang menarik minatnya. Ketekunan dan keinginannya yang kuat untuk mempelajari seni beladiri tersebut, membawanya bertemu dengan Akiko, seorang warga Jepang yang telah mempelajari pencak silat selama 10 tahun di Indonesia, dan telah menjadi pelatih Pencak Silat Panglipur.
“Akhirnya saya berbicara dan belajar pencak silat untuk pertama kalinya kepada beliau, lalu setelah kembali ke Indonesia, saya melanjutkan latihan saya dengan pelatih di Jakarta,” jelasnya.
Setiap dua kali seminggu, Kazumi mempelajari pencak silat sedikit demi sedikit. Latihan pencak silat yang sudah dijalaninya selama dua tahun itu diakuinya membuat dirinya semakin menyukai seni beladiri pencak silat. Pencak silat yang tidak memandang umur bagi siapa yang ingin mempelajarinya juga menarik minatnya, mengingat umurnya yang sudah tidak muda lagi.
“Saya sudah berusia, tapi kalau panglipur itu tergantung orangnya, jadi mau yang muda atau tua tetap bisa menikmati latihan,” ucap Kazumi.
Tak hanya itu, musiknya yang dinilai berbeda dengan musik di Jepang juga menjadi daya tarik lain dari Pencak Silat. Kazumi menilai, musik pencak silat memberikan dampak rileks dan santai pada setiap orang yang mendengarkannya.
Selain itu, setiap gerakan pencak silat yang memiliki nilai historisnya juga menjadi poin penting yang membuat Kazumi tertarik dengan seni tersebut.
Dengan seluruh kelebihan pencak silat tersebut, dirinya mengaku bingung kepada sebagian besar masyarakat Indonesia yang justru lebih memilih beladiri dari luar negeri.
“Orang Indonesia banyak mempelajari judo, karate, dan lainnya, padahal pencak silat itu pertama kali saya lihat sangat bagus dan nilai budayanya kental sekali. Tapi kenapa orang Indonesia tidak belajar itu,” ujarnya.
Di sisi lain, kecintaannya terhadap pencak silat, diakui Kazumi, mendorongnya untuk menyebarkan keberadaan dan kelebihan seni pencak silat kepada warga Jepang lainnya.
“Bagi orang Jepang ini menarik sekali, gerakan yang sangat bagus dan punya nilai historis ini akan saya sebarkan kepada orang Jepang,” ucapnya.