Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank-bank Besar Australia Kerek Suku Bunga

Tiga bank besar Australia akan menaikkan suku bunga hipoteknya, mengikuti langkah Westpac Banking Corp., untuk mengatasi aturan modal regulator.
(livemint.com)
(livemint.com)

Bisnis.com, SYDNEY—Tiga bank besar Australia akan menaikkan suku bunga hipoteknya, mengikuti langkah Westpac Banking Corp., untuk mengatasi aturan modal regulator. 

Sebagaimana dilansir Bloomberg, Bank-bank yang akan menaikkan suku bunganya hipoteknya adalah Australia & New Zealand Banking Group Ltd. (ANZ), National Australia Bank Ltd. (NAB), dan Commonwealth Bank of Australia.

“ANZ Bank menaikkan (suku bunga) 18 basis poin (bps) pada 20 November untuk merespon aturan yang diberikan oleh regulator,” kata ANZ, sebagaimana dilansir dalam Bloomberg pada Jumat (23/10).

Kemudian pada hari yang sama, NAB juga mengatakan akan mengerek suku bunganya hingga 12 bps pada 12 November 2015. Tidak jauh berbeda dengan kedua bank tersebut, Commonwealth pada bulan depan tanggal 20 juga akan menaikkan suku bunga hipoteknya sebesar 15 bps.

Keputusan bank-bank tersebut terjadi setelah Westpac mengatakan akan menaikkan suku bunganya sebesar 20 bps untuk mengatasi tingginya persyaratan modal yang harus ditahan.

Terkait dengan aturan mengenai modal yang harus ditahan oleh para pemberi pinjaman Negeri Kanguru, saat ini keempat bank tersebut telah menambah modalnya sebesar hampir 20 miliar dolar Australia.

Ketua Australian Prudential Regulation Authority Wayne Byres kepada komite parlemen mengatakan, kebijakan menaikkan syarat modal bukannya tanpa biaya. Dia menekankan kebijakan tersebut setara dengan menaikkan suku bunga hipotek dari 10 bps sampai 15 bps.

Tujuan pemerintah menaikkan syarat modal ditahan adalah untuk melindungi para pemberi pinjaman dari risiko turunnya pasar perumahan.

Terkait dengan pasar perumahan, beberapa ekonom memproyeksi harga-harga properti akan mengalami penurunan dalam dua tahun mendatang. Penurunan dapat terjadi karena naiknya pasokan sementara pertumbuhan populasi lebih rendah dari yang diperkirakan.

Oleh karena itu, guna mengatasi tidak terkendalinya permintaan dan harga perumahan, regulator meminta para pemberi pinjaman untuk membatasi jumlah pembiyaan mereka terhadap para pemilik tanah.

Di satu sisi dengan menaikkan syarat modal ditahan dapat meningkatkan ketahanan para pemberi pinjaman, di sisi lain naiknya suku bunga akibat peraturan tersebut juga dapat memukul belanja masyarakat.

Ahli Strategi Global AMP Capital Investors Ltd. Shane Oliver pada Rabu (14/10) silam mengatakan, saat ini terdapat sekitar 30%—40% rumah tangga di Australia memiliki hipotek.

Pertumbuhan ekonomi Australia pada kuartal kedua tahun ini hanya mencapai setengah dari proyeksi. Lebih rendahnya pertumbuhan dari proyeksi karena belanja pemerintah dan rumah tangga terganggu.

Jika belanja rumah tangga kembali terganggu akibat kenaikkan suku bunga yang dilakukan oleh para pemberi pinjaman di Sydney, maka bisa dipastikan pertumbuhan ekonomi juga akan terganggu.

Adanya potensi pelemahan pertumbuhan ekonomi membuat para trader meyakini Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) akan kembali melakukan pelonggaran pada pertemuan 3 November 2015 nanti.

“Ketika RBA mengatakan cukup senang dengan (tingkat) suku bunga saat ini, pasar berpikir bank sentral harus memangkasnya kembali,” kata Direktur Penelitian dan Strategi QIC Ltd. Katrina King beberapa waktu silam.

Dolar Australia yang pada perdagangan pagi melemah ke posisi 72,04 sen Amerika Serikat, pukul 2.42 siang waktu setempat kembali melemah menjadi 72,48 sen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler