Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Singapura Tumbuh Di Luar Dugaan

JAKARTADi tengah perlambatan ekonomi China, pertumbuhan ekonomi Singapura pada kuartal ketiga tahun ini secara tak terduga membaik.

JAKARTA—Di tengah perlambatan ekonomi China, pertumbuhan ekonomi Singapura pada kuartal ketiga tahun ini secara tak terduga membaik

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura (Ministry of Trade and Industry/MTI), produk domestik bruto (PDB) Negeri Singa pada September 2015 tumbuh 0,1% dari minus 2,5% pada kuartal sebelumnya.

Meskipun pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini secara kuartalan membaik, sektor manufaktur dan jasa masih minus.

Manufaktur Negeri Singa selama tiga bulan hingga September -3,6% dari -17,4% pada kuartal sebelumnya. Sementara sektor jasa pada periode yang sama -0,8% dari 12,4%.

Laporan sementara MTI mengenai PDB Singapura secara kuartalan pada bulan lalu lebih baik dari ekspektasi median 16 estimasi dalam survei Bloomberg, terkontraksi 0,1%. Dalam survei tersebut, hanya empat yang memperkirakan ekonomi akan naik.

Jika perekonomian secara kuartalan membaik, tidak jika secara tahun ke tahun. PDB Negeri Jiran pada kuartal ketiga tahun ini tumbuh 1,4% dari 2,8% pada periode yang sama tahun lalu.

Manufaktur -6,0% dari 1,7% pada kuartal ketiga 2014. Sementara itu, jasa naik 1,6% dari 1,1% pada periode yang sama.

“Ekonomi Singapura diproyeksikan tumbuh sedikit pada 2015 dan 2016. Pertumbuhan juga diproyeksikan lebih lemah dari prediksi sebelumnya,” kata Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authoritis of Singapore/MAS) , Rabu (14/10).

MAS menambahkan, melemahnya pertumbuhan global akan menghambat ekonomi Negeri Jiran yang berorientasi terhadap ekspor pada kuartal selanjutnya.

Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) memperkirakan volume perdagangan global hanya tumbuh 2,8% pada akhir tahun ini. Kinerja ekspor Singapura saat ini telah mencerminkan dampak melemahnya ekonomi China.

Demi mengurangi ketergantungan terhadap ekspor, Perdana Menteri Lee Hsien Loong mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru melalui rencana restrukturisasi 10 tahun. Salah satu dalam rencana tersebut adalah mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap tenaga kerja asing murah.

Tidak hanya itu, dalam rencana restrukturisasi itu juga, perdana menteri ingin meningkatkan investasi dalam penelitan dan pengembangan (Research & Developement/R&D).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler