Bisnis.com, LIMA, Peru – Dana Moneter Internasional mendesak negara-negara untuk mengurangi subsidi sektor energi dalam beberapa tahun ke depan guna membantu mengatasi perubahan iklim.
Christine Lagarde, Managing Director Dana Moneter Internasional (IMF), mengatakan subsidi energi di seluruh dunia yang mencapai US$5,3 triliun atau 6,5% dari produk domestik bruto pada tahun ini.
“Agar hal itu bisa berjalan dengan baik, kita butuh menetapkan harga yang tepat. Sekarang waktu yang pas untuk mengurangi subsidi karena harga energi sedang murah,” katanya di Lima, Peru Jumat (9/10/2015).
Perubahan iklim dituding sebagai penyebab utama bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini seperti musim kering berkepanjangan di sejumlah negara dan banjir.
Perubahan iklim yang diakibatkan efek negatif dari aktivitas manusia dikhawatirkan mengganggu pengentasan kemiskinan dan menyebabkan masa depan yang kurang cerah bagi generasi penerus.
Hal ini mendorong pembentukan Vulnerable Twenty (V20) yang mewakili sekitar 700 juta orang dari 20 negara. Grup baru tersebut berupaya menggali pemanfaatan pendanaan publik dan swasta untuk aksi iklim di dunia yang akan diselenggarakan di Paris.
Grup V20 yang saat ini dipimpin Filipina ini dibentuk untuk berbagi pengalaman dan meningkatkan pendekatan yang baru untuk mendukung pembiayaan iklim.