Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Armida: Perlu Kebijakan Berkesinambungan Hadapi Ekonomi Sulit

Bisnis.com, BANDUNG - Perekonomian Indonesia memasuki masa-masa yang sulit dan diperlukan kebijakan yang berkesinambungan.
Armida S. Alisjahbana (jibiphoto)
Armida S. Alisjahbana (jibiphoto)

Bisnis.com, BANDUNG - Perekonomian Indonesia memasuki masa-masa yang sulit dan diperlukan kebijakan yang berkesinambungan.

Akademisi dan Guru Besar FEB Unpad Armida Alisjahbana mengatakan dibutuhkan kebijakan dengan intinya mengurangi tekanan dalam jangka pendek dan panjang.

"Kebijakan moneter dan sektor keuangan, kebijakan fiskal dan reformasi struktural harus berkesinambungan" ujar Armida saat menjadi pembicara di Seminar Nasional Gejolak Nilai Tukar dan Peran Serta Sektor Perbankan dalam Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi di Unpad Bandung pada Kamis (1/10/2015).

Menurut Armida, terdapat lima hal yang perlu diperhatikan di tengah kondisi perlambatan ekonomi seperti sekarang.

Pertama, current account dan exposure bisa bermitigasi. Pada 2013--2014 capital flow masih aman sekarang jadi rentan. Exposure harus terus-menerus," ujar Armida.

Kemudian, kedua, kebijakan fiskal khususnya budget harus inline. "Saat ini tidak inline, bahwa subsidi berkurang dengan subsidi energi dilepas. Di saat yang sama, subsidi energi berkurang akan berkurang dengan harga minyak dunia," ujarnya.

Menurutnya setiap kebijakan signifikan menaikan BBM atau subsidi harus disiapkan betul agar tidak terjadi shock ke ekonomi. "Perlu dihitung dengan baik agar inline," ujarnya.

Ketiga, kesejahteraan. Armida mengungkapkan kemiskinan naik pertama kali di 2005, setelah itu bisa dikelola.

"Sekarang 2015 naik, ada peningkatan 800 ribu dan kedalaman gap juga naik. Salah satu yang bisa jadi indikasi yaitu yang mencaitkan JHT hampir 700 ribu," ungkapnya.

Armida melanjutkan yang kempat, deregulasi dan restrukturisasi perkenomian yang harus terus berlanjut. "Perlu membangkitkan kembali industri pengolahan, juga sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang baru," ujarnya.

Menurut Armida saat ini infrastruktur minus tapi bukan satu-satunya jawaban. "Bisa memfasilitasi iya tapi perlu belajar dari India yang ketika infrastrukturnya ada tapi ekonominya tidak langsung meningkat," ujarnya.

Menurutnya bidang jasa terutama pendidikan dan kesehatan penting untuk pertumbuhan ekonomi baru, kemudian ekonomi kreatif dan pariwisata.

Kelima, bagaimana menjaga dalam suatu kebijakan yang berkesinambungan dan dilihat koherensinya.

"Ini yang diharapkan dan dalam waktu yang tidak terlalau lama bisa mengatasi dan ekonomi Indonesia bisa on track lagi serta dari sisi kesejahteraan juga meningkat," ujarnya.

Armida menambahkan Indonesia juga perlu belajar dari oengalaman yang sudah-sudah seperti pembelajaran dari 2013. "Ketika 2013 bisa diatasi cukup baik dan tidak berkepanjangan," ujarnya. (K5)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Fajar Sidik
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro