Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Orang Tua Harus Hindari Pola Asuh Hyper Parenting

yper-parenting atau dikenal juga dengan intensive parenting atau hyper-vigilanceadalah mengacu pada pola asuh anak dimana orangtua memiliki derajat kontrol tinggi terhadap anak. Dalam sikap ini, orang tua akan selalu memaksakan kehendak yang dirasanya baik bagi anak guna menghindari anak dari permasalahan di masa sekarang dan akan datang
Hyper parenting/cbc.ca
Hyper parenting/cbc.ca

Bisnis.com, JAKARTA - Hyper-parenting atau dikenal juga dengan intensive parenting atau hyper-vigilanceadalah mengacu pada pola asuh anak dimana orangtua memiliki derajat kontrol tinggi terhadap anak. Dalam sikap ini, orang tua akan selalu memaksakan kehendak yang dirasanya baik bagi anak guna menghindari anak dari permasalahan di masa sekarang dan akan datang

Psikolog anak dari Universitas Indonesia, Sani B. Hermawan mengatakan beberapa alasan orang tua melakukan hyperparenting yang pertama biasanya karena sulit mendapatkan anak. Setelah memiliki anak yang menjadi satu-satunya barulah orang tua mulai dihindapi kecemasan yang berlebihan hingga membuatnya bersikap posesif.

Selain itu ada alasan yakni meniru pola asuhnya dulu ketika menjadi anak dan bahkan sebaliknya bisa juga tidak puas dengan pola asuh yang dulu diterapkan orang tua padanya. Tidak puas dengan pola asuh orang tuanya berarti tidak puas dengan hasil sekarang yang didapatkan, artinya orang tua ini tidak puas dengan dirinya yang sekarang.

“Hal ini yang akan membuat orang tua untuk bersikap hyper dan seperti “balas dendam” pada dirinya sendiri dengan membuat berbagai tekanan pada anak untuk bisa lebih baik darinya pada masa depan,” kata Sani.

Beberapa ciri yang menunjukan orang tua bersikap hyper antara lain, selalu menerapkan disiplin yang ketat pada anak tanpa memperhatikan situasi dan kondisi. Selain itu, menilai keberhasilan anak hanya semata dari nilai prestasi akademik atau kognitif.

Kemudian, selalu merasa tidak puas dengan apapun yang dilakukan anak. Sikap tidak senang jika anak dikritik juga bisa menjadi ciri dari sikap ini karena dengan hal tersebut orang tua akan lebih menekan dan memaksakan kehendak pada anak untuk melakukan sesuatu yang dianggapnya positif sehingga terhindar dari kritik.

Sani mengatakan jika hal ini masih terjadi pada pola asuh yang diterapkan orang tua pada anak, sebaiknya orang tua mulai intropeksi. Orang tua harus bersikap realistis karena jika tidak anak justru akan menjadi korban. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire
Sumber : JIBI
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler