Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkat Stres Mempengaruhi Watak Anjing

Peneliti menemukan, stres tidak hanya dapat mempengaruhi manusia, tetapi juga bisa mempengaruhi anjing. Ketika anjing sudah terpojok, mereka cenderung menjadi hiperaktif. Tim peneliti kini telah mengembangkan tes untuk memberitahu pemilik untuk mengevaluasi hewannya.

Bisnis.com, BANDUNG--Peneliti menemukan, stres tidak hanya dapat mempengaruhi manusia, tetapi juga bisa mempengaruhi anjing. Ketika anjing sudah terpojok, mereka cenderung menjadi hiperaktif. Tim peneliti kini telah mengembangkan tes untuk memberitahu pemilik untuk mengevaluasi hewannya.

Studi baru para peneliti dari Duke University menemukan, sedikit stres dan stimulasi yang berlebihan membuat anjing yang hiper bertindak di bawah tekanan tapi memberikan anjing yang mellow rasa terpojok.

Penemuan ini muncul di journal Animal Cognition secara online.

Menurut gagasan psikologi yang disebut the Yerkes-Dodson law, sedikit stres dapat menjadi hal yang baik, tapi hanya sampai titik tertentu.

Tugas yang tidak cukup menuntut atau menantang, akan sulit untuk membuat anjing tetap melakukan tugasnya. Tapi ketika tekanan yang terlalu banyak juga membuat anjing menderita.

Penelitian ini melihat hubungan antara stres dengan performa mengikuti model Goldilocks: Manusia dan hewan memiliki fungsi yang paling baik ketika tingkat stresnya tidak terlalu banyak, juga tidak terlalu sedikit, tapi pada ukuran yang pas.

Pada studi baru ini, tim Duke yang terdiri dari Bray dan antropolog evolusi, Evan Maclean dan Brian Hare of Duke’s Canine Cognition Center, ingin mengetahui kondisi yang memungkinkan hewan-hewan tertentu melakukan yang tugasnya sebaik mungkin yang dihubungkan dengan temperamen yang dimiliki hewan tersebut.

“Anjing layanan umumnya lebih tenang dalam menghadapi stres atau gangguan, di mana anjing peliharaan cenderung lebih bersemangat dengan ketegangan yang tinggi,” ucap Bray.

Para peneliti kemudian mencoba tes menyelesaikan puzzle kepada kedua grup anjing. Tapi jumlah stress dan stimulasi yang optimal bergantung pada setiap watak anjing.

Bagi anjing yang sudah tenang secara alami dan santai, diukur dengan bagaimana cepatnya mereka mengibaskan ekornya – yang berarti meningkatkan tingkat kegembiraan dan mendesak meningkatkan kemampuan mereka untuk tetap melakukan tugas dan mendapatkan makanan.

Tapi untuk anjing yang bersemangat, polanya terbalik. Meningkatkan kadar stimulasinya hanya akan membuat mereka melakukan tugas lebih lama.

Hasil penelitian ini akan membantu para peneliti mengembangkan tes yang lebih baik untuk memutuskan anjing mana yang lulus untuk program anjing layanan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire
Sumber : Dailymail.co.uk
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler