Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bagaimana Mengatur Dana Pendidikan Anak

Juni adalah bulan kenaikan kelas anak-anak sekolah yang diwarnai dengan liburan panjang. Para orangtua cukup sibuk memikirkan dan mempersiapkan bagaimana mereka akan mengisi liburan bersama anak-anak dalam waktu yang cukup lama, hampir sebulan bahkan ada yang lebih.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Juni adalah bulan kenaikan kelas anak-anak sekolah yang diwarnai dengan liburan panjang. Para orangtua cukup sibuk memikirkan dan mempersiapkan bagaimana mereka akan mengisi liburan bersama anak-anak dalam waktu yang cukup lama, hampir sebulan bahkan ada yang lebih.

Jika kita berusaha melakukan persiapan liburan yang berkualitas untuk anak-anak kita, bagaimana dengan dana pendidikannya?

Dana pendidikan adalah suatu kebutuhan yang pasti saat kita memiliki anak. Hal itu bukan merupakan pengeluaran tidak terduga atau tiba-tiba. Saat anak kita lahir maka sudah jelas berapa tahun lagi dia akan memasuki usia sekolah. Selanjutnya akan ada tahap-tahap sekolah lanjutan yang harus dijalani seperti TK, SD, SMP, SMA, dan Kuliah.

Semuanya itu tentu memerlukan biaya, tergantung dari pilihan sekolahnya. Hal yang umum terjadi adalah para orangtua menyiapkan dana pendidikan anaknya yang akan dipakai tahun depan.

Itupun terkadang hanya uang pangkal karena biasanya uang pangkal harus dibayar 1 tahun sebelumnya. Sementara itu, uang bulanannya diambil dari gaji/ penghasilan bulanan. Jadi, dana pendidikan yang disiapkan lebih bersifat jangka pendek, yakni satu sampai dua tahun.

Bukankah lebih baik jika kita sudah memiliki dana terpisah yang khusus untuk alokasi dana pendidikan? Jika ya, berarti mulai dari sekarang kita perlu membuat perencanaan keuangan untuk menyiapkan dana pendidikan anak untuk jangka menengah (3-5 tahun) dan jangka panjang (di atas 5 tahun) sampai mereka selesai kuliah.

Tentunya sebagai orangtua, kita ingin anak-anak mendapatkan pendidikan terbaik yang mampu kita berikan, selagi kita masih dalam usia produktif. Pertanyaannya mengapa kita harus menyiapkan dana pendidikan itu sejak sekarang? 

Pertama, jika dipersiapkan dari sekarang, jumlahnya tidak sebesar jika kita mengeluarkan dananya nanti pada saat dibutuhkan.

Kedua, orangtua akan lebih tenang dan lebih siap jika dana pendidikan anak-anaknya sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Orangtua tidak bingung harus membayar dengan uang dari mana, apalagi jika orangtua memiliki beberapa anak yang sama-sama naik kelas dan harus membayar uang pangkal cukup besar secara bersamaan.

Saat ini biaya pendidikan tidak murah, bahkan sangat mahal untuk sekolah-sekolah yang bertaraf internasional. Berdasarkan beberapa data, kenaikan biaya pendidikan rata-rata mencapai 10%-20% per tahun, bahkan ada yang naik dua kali lipat setiap tahunnya karena merupakan sekolah favorit.

Sebagai gambaran, dari perhitungan yang selama ini dilakukan, range dana pendidikan 1 orang anak jika anak baru lahir sampai dengan usia dua tahun perlu disiapkan dengan investasi Rp2 juta–Rp4 juta per bulan. Di dalamnya mencakup biaya sekolah dari TK-kuliah dengan biaya pendidikan normal/terjangkau (sekolah negeri dan beberapa sekolah nasional serta kuliah jurusan umum).

Untuk sekolah nasional plus, international school, dan kuliah dengan jurusan khusus seperti kedokteran atau kuliah di luar negeri, range  investasi bulanan yang dibutuhkan di atas Rp6 juta hingga belasan juta rupiah setiap bulan. Semuanya dialokasikan ke dalam investasi jangka menengah dan jangka panjang.

Namun, jika usia anak sudah mencapai usia sekolah maka dana yang dibutuhkan lebih besar dan sudah tidak bisa semua diinvestasikan. Harus ada yang  disimpan dalam bentuk tabungan atau deposito.

Dana Pendidikan perlu disiapkan satu tahun sebelum dana dibutuhkan. Misalnya, anak akan masuk sekolah tahun depan, maka tahun ini dana harus sudah ready dalam bentuk tabungan.

Untuk perhitungan yang akurat/detail dibutuhkan usia anak, biaya detail sekolah yang dipilih (uang pangkal, uang SPP, uang buku, uang seragam, dan lain-lain), kenaikan biaya/inflasi di sekolah tersebut tiap tahun, serta asumsi/ expected return dari investasi, sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi keuangan orangtua.

Dalam hal ini, sebaiknya pisahkan tabungan dan deposito khusus untuk dana pendidikan anak agar tidak tercampur dengan kebutuhan lainnya, dan juga tidak berisiko terpakai.

Investasi jangka menengah dan jangka panjang bisa dilakukan dengan salah satu instrumen investasi pasar modal yang diawasi oleh Otorisasi Jasa Keuangan (OJK) yaitu reksadana.

Hal itu karena investasi reksadana dapat dimulai dari jumlah yang sangat kecil setiap bulan, hanya dengan Rp100.000 atau Rp250.000. Lebih baik memulai daripada tidak sama sekali.

Saat ini sudah banyak pilihan produk reksadana. Namun, perlu dilakukan analisis dalam pemilihan produk. Pelajari atau berkonsultasi dengan pihak yang kompeten atau memiliki sertifikasi.

Jika kita sudah menyisihkan dana pendidikan sejak awal, kita akan lebih fokus dan bisa lebih memikirkan hal-hal lain yang diperlukan dalam mendidik anak selain soal dana yang dibutuhkan. Bimbingan dan kasih sayang dari orangtua sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan pendidikan formal yang sudah dipersiapkan dengan baik.

Selamat menyiapkan ‘bekal’ untuk anak-anak, Parents!


*) YOSEPHINE P. TYAS, Certified Financial Planner, Pendiri bicarautang.com


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire
Sumber : Bisnis Indonesia Minggu
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler