Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menakar Tuah Kebun Kelapa (Bagian 1)

Di negeri tropis seperti Indonesia, takkan sulit menemukan pohon kelapa. Namun, potensi dari tumbuhan yang memiliki banyak manfaat secara komersial mulai dari batang pohon, buah, sabut, tempurung, hingga air kelapa itu, apakah sudah benar-benar dimanfaatkan?
Coconut Island Expedition bersama Kalbe Farma
Coconut Island Expedition bersama Kalbe Farma

Di negeri tropis seperti Indonesia, takkan sulit menemukan pohon kelapa. Namun, potensi dari tumbuhan yang memiliki banyak manfaat secara komersial mulai dari batang pohon, buah, sabut, tempurung, hingga air kelapa itu, apakah sudah benar-benar dimanfaatkan?

Bisnis belum lama ini berkesempatan mengunjungi salah satu perkebunan kelapa (coconut) terluas yang terletak di kawasan Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, yang dikelola PT Riau Sakti United Plantation Industry yang merupakan anak perusahaan Sambu Group.

Pengalaman pertama bagi para awak media yang turut serta dalam kegiatan bertajuk Coconut Island Expedition, yakni melihat perkebunan kelapa paling luas dari yang pernah dilihat, dengan luas mencapai sekitar 20.000 hektare (ha).

Pohon kelapa bukanlah tumbuhan langka di Indonesia. Dengan mudahnya tumbuhan monokotil atau berbiji tunggal ini di temukan di berbagai wilayah Indonesia, terutama di daerah pesisir pantai. Akan tetapi, perkebunan kelapa yang kami jumpai itu merupakan kategori yang langka.

Setelah melintasi laut kurang lebih 2 jam dari pelabuhan Batam dengan speedboat ukuran sedang, nampak di barisan bibir muara sungai Indrahilir sejumlah pabrik dengan alat berat dan hilir mudik perahunya yang membawa produk yang telah dipak dan butir-butir kelapa yang telah dikupas sabutnya.

Industrialisasi perkebunan kelapa nampak telah berlangsung di kawasan yang masih termasuk dalam bagian Pulau Sumatera tersebut. Hipotesis itu muncul begitu menginjakkan kaki di dataran di area pabrik milik PT Pulau Sambu.

Di balik pabrik-pabrik yang berderet di bibir muara sungat Indrahilir itu terbentang perkebunan kelapa yang dapat diakses melalui kanal-kanal sungai dengan perahu bermesin sebagai alat transportasinya yang tidak cukup 30 menit untuk menyusuri seluruh bagiannya.

Kamaruddin, seorang karyawan yang mewakili PT Riau Sakti United Plantation (RSUP), menerangkan setiap harinya mencapai sekitar 1 juta butir kelapa dipanen yang seluruhnya dipasok untuk industri.

“Usia siap panen adalah 80-90 hari dari setiap satu pohon sejak terakhir dipanen. Kelapa yang ada diperkebunan ini adalah kelapa jenis hibrida PB 121, berusia rata-rata pada kisaran 25-30 tahun, dan jumlahnya ada 2,7 juta pohon,” urainya.

Perkebunan itu tentu saja masih bagian kecil dari seluruh perkebunan kelapa di Tanah Air. Direktorat Jenderal Agro dan Kimia Departemen Perindustrian (saat itu belum jadi kementerian) pada 2009 menyebut Indonesia sebagai produsen kelapa terbesar di dunia dengan areal tanaman pekebunan sekitar 3,88 juta hektare (ha).

Indonesian Commercial Newsletter (ICN) sempat melansir data lahan perkebunan 3,8 juta ha tersebut terdiri dari perkebunan rakyat seluas 3,7 juta ha, perkebunan milik pemerintah seluas 4.669 ha, serta milik swasta seluas 66.189 ha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper