Bisnis.com, JAKARTA—Para kolektor mainan action figure umumnya mengoleksi karakter pahlawan super dari Amerika atau anime Jepang. Namun, meski pemasarannya tak begitu banyak, tetapi karakter figur lokal khas Indonesia juga tetap digemari.
Hal tersebut diungkapkan oleh pemilik toko Greenland Toys Andy Kurniawan. Pria yang juga kolektor action figures inimengakui bahwa mainan karakter lokal seperti Pandawa 5, Hanoman, Bima Satria Garuda, juga dicari dan cukup laku di pasaran.
Sayangnya, stok produk yang terbatas dan sistem pemasaran yang terbatas dan eksklusif cukup menghambat perkembangan action figure lokal di tanahanya sendiri.
“Di tempat saya itu ada, tapi kebanyakan by request. Kemarin saya sempet juga stok tiga set tapi cepet juga laku. Jadi kalau dikatakan tidak ada itu tidak betul karena sebetulnya ada cuma barangnya kosong,” ujarnya.
Dia menambahkan, salah satu kendala utama dalam menjual mainan figur lokal adalah kualitas bahan yang kurang memadai. Sebelum dijual ke pelanggan, tak jarang dia harus memoles terlebih dahulu badan mainan figure tersebut dengan bahan resin, serta kain untuk baju dan pernak-perniknya.
Proses modifikasi itu membuat harga jual mainan figure lokal lebih tinggi.
Untuk itu, pria yang usahannya mencapai omzet puluhan juta rupiah setiap bulannya ini tengah melaksanakan program pengembangan mainan lokal bersama para penjual mainan Blok M Square yang tergabung ke dalam paguyuban Hanggar Mainan.
Para penjual tersebut kini bersama-sama tengah mengembangkan mainan figur lokal berbasis komik. Harapannya, mainan figur lokal ini tak kalah saing dengan produk impor di mata para kolektor.
“ Sekarang yang sedang difokuskan itu satu, yang paling tidak memakan biaya produksi yang banyak, yang komik. Karena sebetulnya untuk komik indie lokal itu banyak sekali, cuma mereka kurang terekspos,” ujarnya.