Bisnis.com, SOREANG - PT Pertamina Geothermal Energy membantah penyebab meninggalnya sejumlah warga Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kab Bandung akibat meledaknya pipa gas milik kontrak operator bersama (KOB) dalam hal ini PT Star Energy seperti yang ramai diwartakan.
Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Geothermal Energy Tafif Azimudin menjelaskan, tewasnya warga setempat bukanlah akibat patahnya pipa yang mengalirkan energi panas bumi, melainkan karena terkena material longsor.
"Meskipun operasional WKP Wayang Windu sepenuhnya tanggung jawab Star Energy, saya perlu ikut meluruskan bahwa pipa itu sama sekali tidak membahayakan dan tidak ada hubungannya dengan ledakan," katanya, saat dihubungi Bisnis, Selasa (5/5/2015).
Diakuinya, pipa tersebut bisa saja patah karena tertimpa material longsor. Tapi, apabila dihubungkan dengan tewasnya warga setempat jelas tidak ada hubungan. Karena pipa yang mengalirkan uap sama sekali tidak akan menyebabkan adanya ledakan membahayakan.
Analisa yang sama pun disampaikan oleh Peneliti Panas Bumi ITB Ali Ashat yang menyatakan bahwa sekalipun pipa uap itu bertekanan tinggi, pipa tersebut tidak akan membahayakan warga sekitar.
"Jadi, kalau bocor cuma uapnya aja yang keluar. Kalau pun terhirup jelas tidak akan membahayakan bagi mausia karena itu memang ramah lingkungan dan sama sekali tidak berbahaya," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan informasi terakhir yang diperoleh dari pihak kepolisian bahwa korban tewas akibat longsor di Pangalengan itu mencapai delapan orang dengan dua diantaranya tewas, tiga luka berat dan sisanya luka ringan.
"Saat ini seluruh korban dan warga sudah dievakuasi. Untuk korban luka sudah dibawa ke Rumah Sakit Al-Ihsan. Sejak pukul 16.00 WIB kami bersama petugas lainnya terus mencari korban yang mungkin saja tertimbun longsor," papar Kapolres Bandung AKBP Erwin Kurniawan.