Bisnis.com, SOREANG - Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia (Gaspermindo) Kab Bandung menilai pergerakan buruh di Kab Bandung semakin jauh dari dasar-dasar nilai perjuangan seorang buruh karena lebih 'bernegosiasi' terselubung dengan penguasa dan pengusaha ketimbang turun ke jalan memperjuangkan aspirai buruh.
Ketua Gaspermindo Kabupaten Bandung, Mulyana Ariawinata mengatakan, 'negosiasi' dengan penguasa dan pengusaha tidak ada salahnya. Akan tetapi, tidak boleh melupakan upaya memperjuangkan pemenuhan hak normatif para buruh.
Oleh karenanya, peringatan MayDay seharusnya tidak hanya dijadikan kegiatan seremonial belaka. Melainkan momentum untuk memertajam perjuangan buruh melawan pelanggaran hak buruh dan adanya pembiaran oleh penguasa dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Bandung.
"Sayangnya saat ini terus terjadi pergeseran peringatan 1 Mei malah lebih banyak diisi oleh kegiatan seremonial serta mulai meninggalkan esensi dari tuntutan normatif buruh itu sendiri," kata Mulyana, kepada wartawan, Jumat (1/5/2015).
Menurut dia, dengan ketidakkompakan perjuangan buruh akan menyebabkan daya tekan kepada pemerintah dan pengusaha semakin tumpul.
"Hal ini terbukti pada tahun ini peringatan hari buruh pemda tidak mengalokasikan anggaran. Padahal tahun sebelumnya saat masih kompak ada anggaran khusus," ujarnya.
Berdasarkan data yang dimilikinya, 60% dari 1.500 perusahaan di Kab Bandung melakukan pelanggaran hak normatif buruh. Parahnya lagi tidak pernah ada sanksi tegas apapun dari pemerintah.