Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gara-gara Dolar Tinggi, Grage Group Pernah Hampir Bangkrut

Perusahaan group terbesar di Cirebon yang bergerak di bidang pusat perbelanjaan (mall), hotel dan realestat, Grage Group ternyata pernah hampir bangkrut saat terjadi gejolak krisis moneter akibat tingginya nilai tukar dolar yang pernah pada level Rp15.000/dolar.

Bisnis.com, CIREBON— Perusahaan group terbesar di Cirebon yang bergerak di bidang pusat perbelanjaan (mall), hotel dan realestat, Grage Group ternyata pernah hampir bangkrut saat terjadi gejolak krisis moneter akibat tingginya nilai tukar dolar yang pernah pada level Rp15.000/dolar.

Krisis moneter di Indonesia mulai melanda sekitar tahun 1997, saat itulah bisnis Grage Group mulai terguncang, karena laba perusahaan yang diperoleh tidak mampu menutup utang yang dimiliki Grage Group.

Grage Group baru berhasil keluar dari tekanan masalah akibat krisis moneter pada tahun 2003 tempatnya 25 Maret, yang hingga saat ini selalu diperingati dengan istilah syukuran dua lima maret (Syudulimar) Grage Group.

Owner Grage Group Boediman Kusika sampai menyebut masa itu dengan istilah “mimpi buruk” yang pernah dialami Grage Group semenjak memulai usaha dengan membangun Grage Mall pada tahun 1996 di Kota Cirebon.

Dia menuturkan berhasilnya Grage Group keluar dari segala permasalahan akibat krisis moneter merupakan karunia Allah SWT, maka kepada generasi penerus Grage Group nantinya harus tetap menjaga tradisi syukuran 25 Maret (Syudulimar) dengan mengundang anak-anak yatim, tukang becak dan tetangga terdekat unit usaha Grage Group.

“Kita harus belajar dari sejarah, tradisi Syudulimar harus tetap ada agar generasi mendatang tahu ada masa sulit yang pernah dialami Grage Group,” katanya saat menyampaikan sambutan acara Syudulimar ke-12 kemarin.

Usai acara Syudulimar Ke-12, Direktur Utama Grage Group Bamunas Setiawan Boediman memaparkan kondisi krisis yang juga dialami Grage Group akibat krisis moneter karena pada waktu itu Grage Group memiliki utang dalam bentuk dolar.

Bunga pinjaman dolar yang lebih rendah di banding bunga pinjaman rupiah dengan perbedaan hampir 50% membuat Grage Group memutuskan meminjam uang dalam bentuk dolar yang ketika itu nilai tukarnya hanya Rp2.500/dolar.

“Krisis moneter melanda, dan nilai tukar dolar bahkan mencapai Rp15.000, bisa dibayangkan kondisinya seperti apa,” kata Bamunas yang biasa diapanggil Oki.

Bamunas menjelaskan selamatnya Grage Group dari masa sulit akibat krisis merupakan anugerah karena pada saat krisis moneter melanda, ada banyak perusahaan-perusahaan besar yang gulung tikar karena nilai dolar sangat tinggi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maman Abdurahman
Editor : Newswire
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper