Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ericsson Pecat 2.200 Karyawan di Swedia

Ericsson akan memangkas 2.200 pekerja di Swedia terutama untuk divisi supplay dan research and development (R&D), dalam rangka penghematan biaya pembuatan peralatan telekomunikasi di Swedia.
Ilustrasi/Bloomberg
Ilustrasi/Bloomberg

Bisnis.com, BANDUNG--Ericsson akan memangkas 2.200 pekerja di Swedia terutama untuk divisi supply dan research and development (R&D), dalam rangka penghematan biaya pembuatan peralatan telekomunikasi di Swedia.

Pekerja akan diberhentikan di kantor perusahaan di Stockholm, Katrineholm, Borås, Kumla, Göteborg, Linköping dan Karlskrona.

Ibukota Swedia Stockholm akan menjadi yang paling terburuk, dengan 1.125 staf keluar, 200 pekerja di Boras, 140 di Gothenburg, 130 di Kumla, 120 di Linköping dan 85 di Karlskrona. Fasilitas di Katrineholm bahkan akan ditutup sepenuhnya.

Ericsson mengatakan hal ini bertujuan untuk memotong biaya tahunan sekitar US$1,05 miliar dengan harapan dapat beroperasional sepenuhnya pada program baru di 2017. Program ini akan melibatkan biaya restrukturisasi antara tahun 2015 dan 2017.

Ericsson menghabiskan US$4,2 miliar untuk R&D pada 2014 atau 15,9% dari total pendapatan. PHK merupakan bagian dari uang upaya menabung perusahaan untuk menyelamatkan hampir US$1 miliar secara global pada 2017 nanti.

Langkah ini dilakukan di tengah gejolak industri telekomunikasi di Swedia, yang mana sebelumnya Sony Mobile juga mengumumkan untuk memotong 1.000 pekerja di Lund.

Kepala ekonom Jesper Ahlgren di thinktank liberal Timbro memperingatkan bahwa gelombang PHK perusahaan-perusahaan tersebut dapat menimbulkan tantangan bagi Swedia untuk bersaing di pasar dunia.

"Ini adalah kekhawatiran, terutama ketika melibatkan perusahaan riset intensif. Terutama perusahaan swasta di Swedia, seperti Ericsson dan Astra Zeneca yang menempatkan banyak usaha dalam penelitian. Sulit untuk melihat bagaimana kita akan mampu untuk mempertahankan daya saing kita jika mereka berhemat, "katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ajijah
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper