Bisnis.com, NEW YORK - Harga minyak dunia turun pada Senin (Selasa pagi WIB), di tengah kekhawatiran baru tentang kian melimpahnya pasokan global, dengan kontrak acuan Eropa jatuh sangat keras menyusul lonjakan akhir pekan lalu.
Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, merosot 17 sen menjadi ditutup pada US$49,59 per barel di New York Mercantile Exchange.
Patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April turun tajam US$3,04 menjadi US$59,54 per barel di London.
Tim Evans, analis energi pada Citi Futures, mengutip sebuah "pemulihan sebagian" dalam produksi minyak mentah Libya sebagai penyeret penurunan harga energi.
Evans mengatakan pasar AS melihat beberapa kenaikan permintaan dari beroperasinya kembali pelayanan kilang-kilang yang berada di bawah pemeliharaan.
"Namun demikian, secara neto, karena sebagian besar sektor minyak bumi menunjukkan kerugian, nada keseluruhan defensif," kata Evans.
Penurunan Brent terjadi setelah kontrak Eropa naik kuat kuat US$2,53 per barel pada Jumat (27/2). Beberapa analis melihat kemunduran pada Senin sebagai bukti aksi ambil untung.
"Persediaan minyak mentah terus tetap pada tingkat yang cukup tinggi menyusul penumpukan berkelanjutan stok minyak mentah pekan lalu," kata Myrto Sokou, seorang analis di pialang minyak Sucden.
Para analis juga mencatat bahwa WTI telah lebih prima untuk memulihkan beberapa kerugiannya dibandingkan dengan Brent, setelah kesenjangan antara Brent dan WTI pekan lalu melebar menjadi lebih dari US$12, lebih dari dua kali lipat tingkat sebelumnya pada Februari.
Pasokan minyak dari Amerika Serikat dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) terus meningkat.
Untuk pekan yang berakhir 20 Februari, produksi minyak mentah AS mencapai 9,285 juta barel per hari, tingkat tertinggi sejak 1983, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), unit statistik Departemen Energi AS.
Stok minyak mentah AS meningkat 8,4 juta barel menjadi 434,1 juta barel, 71,7 juta barel lebih dari setahun sebelumnya dalam minggu itu.
OPEC memutuskan untuk mempertahankan kuota produksi kolektif pada 30 juta barel per hari pada pertemuan 27 November tahun lalu di Wina.
Tidak ada tanda-tanda bahwa para produsen akan menurunkan produksinya dalam menanggapi kemerosotan harga.
OPEC meningkatkan produksi menjadi 30,6 juta barel per hari pada Februari, menurut survei Bloomberg. Produksi minyak mentah Arab Saudi bertambah 130.000 barel menjadi 9,85 juta barel per hari.
Harga minyak mentah juga turun karena dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya pada Senin.
Sebuah penguatan greenback membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal dan kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.