Bisnis.com, BANDUNG--Menurut LMC Automotive, setelah delapan dekade di Indonesia, pangsa pasar GM berada di bawah 1%. Terjual kurang dari 11.000 kendaraan di sana pada tahun lalu, sementara Toyota Motor dan Daihatsu, bergeser lebih dari 578.000 kendaraan. Toyota dan pembuat Jepang lainnya bersama-sama mengendalikan lebih dari 90% pasar Indonesia.
Wakil Presiden Eksekutif Stefan Jacoby yang mengawasi pasar diluar Amerika, Eropa dan China mengakui GM keliru karena menilai Spin yang strategis karena diterima dengan baik di pasar Brazil, rupanya terlalu mahal untuk menguntungkan orang Indonesia. Padahal hal tersebut justru disebabkan sebagian besar bagiannya memang harus diimpor.
"Kita tidak bisa meningkatkan produksi spin untuk meningkatkan volume seperti yang kami harapkan, meskipun produk benar-benar baik," kata Jacoby, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (28/2/2015).
Menurutnya, rantai logistik Spin terlalu kompleks, sehingga perusahaan memiliki volume yang rendah dan tidak bisa melokalisir mobil sesuai yang diharapkan. Selain itu, dari sudut pandang biayapun GM menganggap harga yang mereka tawarkan tidak kompetitif.
Seperti diketahui sebelumnya, Pabrik GM merupakan pabrik milik Amerika Serikat yang merupakan produsen mobil terbesar di Indonesia.
Pabrik GM mulai beroperasi di Indonesia sejak 1995. Kemudian GM berhenti beroperasi pada 2005 dan kembali beroperasi pada Mei 2013 hingga akhirnya akan ditutup atau berhenti beroperasi kembali pada Juni 2015 mendatang.