Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah merencanakan untuk menerbitkan Surat Utang Syariah (Sukuk) global pada kuartal kedua tahun 2015 ini dan akan dicatatkan di Bursa Singapura dan Dubai.
"Sukuk global akan double listing di Singapura dan Dubai agar pasar sekundernya lebih aktif dan juga menjangkau investor Timur Tengah. Tidak masalah double listing," kata Direktur Pembiayaan Syariah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, Suminto di Jakarta, Kamis.
Ia mengemukakan bahwa pihaknya sudah menunjuk HSBC, CIMB Niaga, JP Morgan, dan Dubai Islamic Bank sebagai "join lead manager" dalam penerbitan sukuk global itu. Penawaran akan dilakukan ke beberapa negara seperti Malaysia yang merupakan salah satu pusat pasar syariah saat ini, Inggris sebagai hub pasar syariah internasional, dan beberapa negara kawasan Timur Tengah.
Suminto menambahkan bahwa target penerbitan sukuk global pada kuartal kedua merupakan bagian dari strategi "front loading" obligasi berdenominasi mata uang asing.
"Namun, hanya euro bond yang akan diterbitkan pada semester II 2015, yang lain di semester I untuk obligasi valas, agar tidak menguras likuiditas domestik. Selain itu juga untuk mengantisipasi kondisi global, seperti kenaikan suku bunga The Fed," katanya.
Pada 2014, pemerintah telah menerbitkan Sukuk global senilai 1,5 miliar dolar AS dan dicatatkan di bursa Singapura dengan tenor selama 10 tahun. Sebesar 35 persen di antaranya diserap investor kawasan Timur Tengah, sebesar 20 persen investor dari AS, 15 persen Eropa, 20 persen Asia non Indonesia, dan 10 persen investor Indonesia.