Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malaysia 'Nyantai' Seandainya Indonesia Tak Lagi Kirim Pekerja Rumah Tangga

Pihak agensi pembantu rumah Malaysia merasa tidak kkhawatir dengan keinginan pemerintah Indonesia untuk segera menghentikan pengiriman pembantu rumah tangga atau penata laksana rumah tangga (PRT/PLRT) ke luar negeri termasuk ke negara ini.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Pihak agensi pembantu rumah Malaysia merasa tidak kkhawatir dengan keinginan pemerintah Indonesia untuk segera menghentikan pengiriman pembantu rumah tangga atau penata laksana rumah tangga (PRT/PLRT) ke luar negeri termasuk ke negara ini.

"Kita tidak perlu khawatir karena masih bisa mendapatkan PRT dari Vietnam, Filipina dan Sri Lanka. Apalagi pemerintah juga sedang berusaha mendapatkannya dari negara lain," kata Presiden Persatuan Agensi Pembantu Rumah Asing Malaysia (PAPA), Jeffrey Foo seperti dikutip sejumlah media lokal di Kuala Lumpur, Senin (16/2/2015).

Pandangan Presiden PAPA ini menanggapi pernyataan presiden Joko Widodo yang ingin segera menghentikan pengiriman PRT ke luar negeri.

Menurut dia, ketergantungan terhadap PRT dari Indonesia saat ini juga semakin berkurang, sekalipun mayoritasnya masih berasal dari Indonesia.

Disebutkannya, dalam beberapa tahun terakhir ini, jumlah pembantu rumah asal Indonesia terus berkurang.

Dalam enam atau tujuh tahun lalu, jumlah PRT Indonesia di Malaysia sekitar 380.000 orang, namun kini turun menjadi sekitar 200.000 orang.

Sementara itu, Presiden Persatuan Majikan Amah Malaysia (MAMA), Engku Fauzi Engku Muhsein mengharapkan pemerintah Malaysia mencari penyelesaian untuk jangka pendek dan jangka panjang terkait dengan penyelesaian bagi ketergantungan terhadap pembantu warga negara asing.

"Pada saat ini, alternatif yang terbaik adalah mendapatkan pembantu rumah dari negara sumber lainnya. Tapi itu hanyalah penyelesaian jangka pendek, "ungkap dia.

Untuk penyelesaian jangka panjang, menurut dia, diantaranya dengan mewujudkan program pelatihan profesi pengurusan rumah yang teruji dan bersertifikat guna melahirkan tenaga kerja setempat yang mahir dalam tugas-tugas rumah tangga tersebut.

"Program ini sekaligus untuk menyelesaikan ketergantungan terhadap PRT warga asing," ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid menyatakan siap melakukan berbagai langkah dan gebrakan dalam rangka mewujudkan perintah Presiden agar secepatnya bisa menyetop pengiriman pekerja rumah tangga (PRT).

"Intinya kita siap mengamankan perintah Presiden. Sebagai bangsa yang besar, kita harus mengangkat harkat dan martabat bangsa," kata Nusron Wahid, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (15/2).

Menurut Nusron, untuk bisa meningkatkan kualitas kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja indonesia (TKI) kuncinya ada pada pendidikan, baik untuk TKI di sektor formal maupun sektor nonformal, semuanya harus dibekali dengan pendidikan yang memadai.

"Makanya, Balai Latihan Kerja (BLK) yang sudah ada harus di-upgrade. Sekolah vokasi harus diperbanyak," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Ajijah
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper