Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PM Jepang Siapkan Rencana Konsolidasi Fiskal

Menyusul pemangkasan peringkat kredit Jepang oleh Moodys Investors Service satu lev
reuters
reuters

Bisnis.com, TOKYO -- Menyusul pemangkasan peringkat kredit Jepang oleh Moodys Investors Service satu level menjadi A1, pemerintah menyampaikan Perdana Menteri Shinzo Abe akan mempresentasikan rencana konsolidasi fiskal sekitar pertengahan tahun depan.

Wakil Sekretaris Kepala Kabinet Jepang Hiroshige Seko menyampaikan bahwa pemerintah akan terus memantau ketat pasar utang dan siap dengan langkah apapun yang dibutuhkan.

Adapun, pemangkasna peringkat utang oleh Moodys tersebut dilatarbelakangi oleh penundaan kenaikan pajak penjualan.

"Pemerintah akan berupaya keras untuk mencapai target defisit bujet primer tahun depan dan kami berkomitmen untuk terus menekannya ke level terendah melalui manajemen kebijakan," ungkap Seko di Tokyo, Selasa (2/12/2014).

Pemangkasan peringkat ini merupakan yang pertama kalinya sejak Abe menjabat sebagai perdana menteri pada Desember 2012.

Dengan turunnya peringkat Jepang ke level A1, maka kini situasi utang negara itu setara dengan Israel, Oman, Ceko, dan Bermuda. Merespons laporan Moodys ini, yen kian jatuh ke level terendah dalam tujuh tahun.

Meski waktu publikasi rencana konsolidasi fiskal telah ditentukan, Moodys menyampaikan keraguannya atas kemampuan Jepang mengejar target defisit, mengingat Abe telah menunda kenaikan pajak penjualan hingga 18 bulan mendatang.

Seperti diketahui, Abe sebelumnya didesak berbagai pihak untuk menaikkan pajak penjualan, untuk mengatasi gunungan utang negara itu.

Namun kontraksi ekonomi yang disebabkan terutama oleh belum pulihnya belanja domestik akibat kenaikan pajak penjualan April lalu, membuat Abe mengurungkan niatnya.

Sementara itu, ekonom Credit Agricole SA Kazuhiko Ogata menyampaikan dipangkasnya peringkat kredit Jepang ini hendaknya membuat pemerintah semakin sadar bahwa situasi fiskal Negeri Sakura memang tengah mengkhawatirkan.

"Setelah ini, Abe seharusnya terdorong untuk menyegerakan langkah-langkah untuk mengembalikan pertumbuhan terlebih dahulu untuk kemudian menyasar konsolidasi fiskal. Ia benar-benar harus menguatkan kembali perekonomian," kata Ogata.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire
Sumber : JIBI/Bloomberg/Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler