JAKARTA—Hanya tiga dari tujuh konglomerasi, yang mencatatkan sejumlah perusahaannya di Bursa Efek Indonesia, yang membukukan rata-rata pertumbuhan laba bersih positif sepanjang 9 bulan pertama tahun ini (year-on-year). Tiga konglomerasi itu yakni Grup Lippo dengan rata-rata pertumbuhan laba bersih 98,3%, Grup Sinar Mas 59,53%, dan Grup Ciputra 42,7%. Ketiganya dikenal memiliki lini bisnis properti yang memang menjadi penopang utama pertumbuhan grup usaha ini. Sementara itu, data yang diolah Bisnis menunjukkan perolehan laba bersih empat grup usaha atau konglomerasi lainnya melorot, dengan penurunan tajam yang dicatatkan oleh Grup Bakrie. (lihat ilustrasi). Rata-rata pertumbuhan laba bersih Grup Bakrie anjlok 112,47%, dengan rerata pertumbuhan pendapatan turun 12,73%, dengan rerata pertumbuhan laba usaha yang justru naik 3,64%. Kinerja itu memang belum memasukkan semua perusahaan grup ini yang ada di BEI. Empat dari 10 perusahaan Grup Bakrie yang tercatat di BEI belum merilis kinerja per akhir September 2013 hingga akhir pekan lalu. Empat dari enam emiten Grup Bakrie yang telah merilis kinerja per September 2013 memiliki pinjaman jangka pendek yang lebih besar dibandingkan dengan kas dan setara kasnya.Beban utang dan rugi kurs menjadi salah satu penyebab buruknya kinerja Grup Bakrie. Analis PT Bahana Securities Jennifer Frederika Yapply, dalam risetnya yang dirilis baru-baru ini menyebutkan utang PT Bumi Re sources Tbk. kepada China Investment Corporation (CIC) yang ditukar dengan aset perusahaan itu menggerus pendapatan perseroan. “Prospek industri batu bara akan tetap suram ke depan. Kami memperkirakan kinerja BUMI bakal rendah dalam waktu cukup lama,” kata Jennifer. Adapun, tujuh emiten yang bernaung di bawah Grup MNC milik pengusaha Hary Tanoesoedibjo mencetak rata-rata penurunan laba bersih 38,37%. Penurunan itu terutama akibat rugi selisih kurs yang membengkak. Grup ini masih mengantongi pertumbuhan positif pada laba usaha dan pendapatannya. Sementara itu, rata-rata pertumbuhan laba bersih Grup Salim turun 24,81% dan Grup Astra 14,62%.(JIBI/yri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Yanto Rachmat Iskandar
Editor : Yanto Rachmat Iskandar
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
3 hari yang lalu
OJK Gandeng FSS Korea Tingkatkan Pengawasan Sektor Keuangan
5 jam yang lalu