WASHINGTON--Sejumlah dokter dan perawat yang ditugaskan untuk menjaga kesehatan terduga teroris-teroris ternyata terlibat dalam penyiksaan yang dilakukan di penjara milik Pentagon dan CIA, demikian temuan penelitian yang dilakukan Institute of Medicine and Open Society Fundations. Departemen Pertahanan dan CIA meminta petugas kesehatan untuk "bekerja sama dalam pengumpulan informasi intelejen yang menyebabkan para tahanan terluka serius." Para profesional medis tersebut membantu CIA merancang dan berpartisipasi dalam "penyiksaan yang kejam dan tidak manusiawi" terhadap para terduga teroris. "Dalam penelitian ini, jelas bahwa dengan mengatas-namakan keamanan nasional, petugas medis telah berubah menjadi agen militer dan melakukan tindakan yang bertentangan dengan etika dan praktik medis," kata salah satu peneliti Gerald Thomson yang juga merupakan profesor emeritus bidang kesehatan dari Universitas Columbia. Penelitian yang dilakukan oleh para anggota militer, pakar pengobatan, pakar kesehatan publik, dan pakar hukum tersebut mendesak Komisi Intelejen Senat Amerika Serikat untuk menyelidiki praktik medis di tempat penahanan. Para peneliti juga mendesak Pentagon dan CIA untuk mematuhi kode etik standar yang membuat petugas kesehatan dapat menjalankan prinsip-prinsip dalam Hippocratic Oath (komitmen para dokter untuk mempraktikkan profesinya secara jujur dan etis). CIA dan Pentagon menolak temuan penelitian yang dilakukan selama dua tahun tersebut. Kepala hubungan masyarakat CIA Dean Boyd menyebut penelitian itu "mengandung ketidak-akuratan serius dan membuat kesimpulan yang salah." "Sangat penting bagi kami untuk menegaskan bahwa CIA tidak mempunyai tawanan di fasilitas penahanan yang dimiliki. Selain itu Presiden Barack Obama telah menghentikan Program Penahanan dan Interogasi pada 2009 lalu," kata Boyd. Obama menandatangani perintah eksekutif sesaat setelah menjadi presiden pada 2009 yang melarang teknik interogasi yang dinilai sarat dengan penyiksaan. Sementara itu juru bicara Pentagon Todd Breasseale mengatakan bahwa tidak ada satu peneliti pun "yang mempunyai akses terhada para tahanan, catatan medis", maupun prosedur di kamp penahanan Guantanamo. Menurut Breasseale, para dokter dan perawat di Guantanamo "adalah para profesional yang bekerja di bawah tekanan stress, jauh dari rumah dan keluarga, serta dipaksa bekerja dengan para pasien yang sangat kasar." Sebelumnya pada 2009 lalu, kelompok Physicians for Human Rights menyatakan bahwa para dokter diinstruksikan untuk mengawasi teknik interogasi CIA untuk memperbaiki efektivitasnya. (Antara/fsi)
Dokter & Perawat Terlibat Penyiksaan di Penjara CIA
WASHINGTON--Sejumlah dokter dan perawat yang ditugaskan untuk menjaga kesehatan terduga teroris-teroris ternyata terlibat dalam penyiksaan yang dilakukan di penjara milik Pentagon dan CIA, demikian temuan penelitian yang dilakukan Institute of Medicine and Open Society Fundations.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

21 menit yang lalu
Aturan Pajak E-commerce di Tengah Dominasi Amazon hingga Alibaba

3 jam yang lalu
BBCA Shares Trade at Discounts as H2/2025 Begins
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

50 menit yang lalu
Seret Pendapatan, BUMD Kota Cirebon Dinilai Hanya Bebani APBD
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
