Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kolontong Tasikmalaya Tetap Jadi Primadona

[caption id=attachment_348607 align=alignleft width=300] (ilustrasi/web)[/caption]
(ilustrasi/web)
(ilustrasi/web)

[caption id="attachment_348607" align="alignleft" width="300"] (ilustrasi/web)[/caption] TASIKMALAYA (bisnis-jabar.com)--Selain terkenal dengan kerajinan tangan, Tasikmalaya kaya dengan olahan kuliner khas. Sejumlah makanan tradisonal dengan bahan baku sederhana tercipta menjadi makanan spesial. Dari bahan baku beras ketan misalnya, bisa dobentuk menjadi papais, ulen, opak, ranginang, hingga . Kolontong, jenis makanan yang satu ini sudah tidak asing di lidah masyarakat Jawa Barat. Pengolahan beras ketan yang apik ditambah gula merah asli membuat kolontong disukai siapapun. Salah satu daerah penghasil kolontong di Tasikmalaya terkenal kelezatannya, di Desa Cisayong, Kecamatan Cisayong. Di desa yang menjadi salah satu percontohan desa mandiri program Desa Peradaban Provinsi Jawa Barat tersebut, per bulannya mampu memproduksi kolontong rata-rata 1 ton. Tak heran bila pengunjung dari luar kota seperti Jakarta dan Surabaya datang ke daerah utara Tasikmalaya itu, untuk sekedar mencari Kolontong Cisayong. Djaenudin ,70, salah seorang perajin warga Kampung Salarema RT 02/03 Desa/Kec. Cisayong, Kab. Tasikmalaya mengatakan, kolontongnya dibuat secara sederhana dengan tangan. Peralatan manual diyakini mengabadikan cita rasa kelontong. Jika menggunakan mesin kata dia rasa khasnya akan hilang. “Dulu pernah coba memakai mesin, ternyata rasa jadi beda. Setiap hari saya memasan 30 Kg sampai 1 kwintal beras ketan untuk bahan baku,” ujarnya, belum lama ini. Harga kolontong, dijual Rp40 ribu per bal seberat isi 2 kg. Biasanya pesanan membludak jika menjelang hari raya bahkan pembeli harus pesan terlebih dahulu. Djaenudin pun kini bisa memberdayakan tetangganya. Ia menampung puluhan orang untuk bekerja yang rata-rata kaum ibu. Kepala Desa Cisayong, Ajang Hidayat mengaku bangga dengan potensi industry kreatif di daerahnya. Produksi penganan khas Cisayong merupakan potensi besar dalam perekonomian warga yang sudah dilakukan secara turun-temurun sehingga menjadi khas Cisayong. “Sebenarnya, kolontong ini hanya salah satu saja. Jenis kuliner lain seperti Opak dan Rangginang tidak kalah enak,” ungkapnya. Hanya saja, katanya, bahan baku beras ketan masih kurang, seringkali harus didatangkan dari luar Cisayong. Selain itu, perajin juga sering kekurangan tenaga terutama di musim pesanan membludak seperti masa hajatan atau hari raya. “Kami ingin memaksimalkan potensi ekonomi di sini dengan pelatihan manajemen pemasaran dan menyediakan pusat pemasaran.  Mudah-mudahan potensi ini terus berkembang,” katanya. (k55/k29/yri)  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper