Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BAHASA GAUL: Yang Fenomenal sebelum CIYUS & MIAPAH

Kamus-Ciyus-Miapah.kabar24.Istimewa
Kamus-Ciyus-Miapah.kabar24.Istimewa
Kamus-Ciyus-Miapah.kabar24.Istimewa

Kamus-Ciyus-Miapah.kabar24.Istimewa Sebelum fenomena “ciyus” dan “miapah” populer dalam komunikasi remaja saat ini, ada beberapa fenomena lain yang tak kalah populer—pada masanya. Kreativitas berbahasa, yang tentu terkesan “mengganggu” para penganut paham berbahasa baku itu bisa jadi sesekali pernah pula Anda lakukan. Terlepas dari itu, kreativitas itu bisa saja muncul karena para remaja bosan dengan bahasa tutur  —melalui SMS atau Media Sosial—yang begitu-begitu saja. Motif ingin memroduksi kode dan model konektivitas tersendiri antar sesama mereka bisa jadi salah satu alas an lainnya. Maka mulailah mereka melakukan “eksperimen” dengan mengutak-atik isi pesan mereka. Inilah 5 di antaranya. 1. Menggunakan Kombinasi Besar-Kecil Huruf Jenuh dengan teks yang rata saja, akhirnya remaja waktu itu mengkombinasikan besar-kecil huruf dengan sembarang.  Tidak ada ketentuan khusus, asal menarik di pandang mata saja. Misalnya, “haRi iNi sAyA akAn Di rUmaH saJa”. 2. Mengganti Huruf dengan Angka Tertentu Tidak cukup hanya dengan memvariasikan ukuran huruf dalam isi pesannya, kemudian mereka menyubtitusi huruf dengan angka yang terlihat mirip seperti huruf semestinya. Seperti, “k4lau b39itu 5ay4 1kut s47a” untuk “kalau begitu saya ikut saja”. Atau kadang remaja ini mengombinasikan ukuran huruf dengan penyubtitusian huruf dengan angka. Seperti, “b3sOk k1tA aK4n pEr9i kE p3sTa nY4? untuk “besok kita akan pergi ke pestanya”. Bahkan, penyebutan angka yang bisa mengganti sebagian suku kata pun jeli dipergunakan. Misal, “kes4an, 5kasih, 5aku, dan se7? untuk “kesempatan, makasih, ma (sama) aku,dan setuju”. 3. Memangkas Huruf Vokal Serta Spasi Merasa terlalu lama untuk mengetik seluruh huruf dalam suatu kata dengan lengkap, mereka mulai mencoba memersingkat tulisannya. Maka hasil penghematan tersebut seperti, ”ak akn k rmh km nnt mlm, jd jgn kmn2? atau “akuakankerumahkamunantimalam,jadijangankemanamana” 4. Berbicara Seolah-olah Balita dengan Susunan Huruf yang Rumit Mungkin karena hasrat “gaul” mereka kurang terlampiaskan dengan menyingkat kata, mereka kembali memanjangkan lengkap, bahkan lebih dari lengkap. Bagi sebagian orang mungkin cara penulisan ini bisa membuat “merinding”. Contoh, “adooch ka2k aqkuwh, cemungudh eaa ckulna, janan mpe boyos eaa” untuk “aduk kakakku, semangat ya sekolahnya,jangan sampai bolos ya”. Cukup membuat merinding kan? 5. Menggunakan Kata atau Kalimat Permintaan Konfirmasi Setelah itu, antara besar-kecil huruf, penggunaan angka, bahkan logat kekanak-kanakan sudah tidak diperdebatkan lebih jauh. Frasa-frasa pernyataan lah yang kemudian populer. Misalnya, “so what gitu lho?!” atau “terus gue harus bilang wow?!”. Bahkan “ciyus?!” dan “miapah?!” walaupun berlogat kekanakkan, tetap meminta konfirmasi kan? Walaupun kadang membingungkan, semua fenomena di atas pernah meramaikan isi SMS atau pesan di e-mail kita. Lebih dari itu, semangat “terus gue harus bilang wow” pun membuat Jokowi “harus rela” diplesetkan menjadi Jokowow. (Kabar24/yri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper