Ivan Bakara, GM Vio Hotel Bandung, “Si Bocah Petualang” yang Terus Mendaki

Dapatkan Anda bayangkan, seorang anak pada saat berusia SMP, sendirian melakukan perjalanan menggunakan kapal laut dari Papua (tempat ayahnya bekerja) ke Jakarta (tempat tinggalnya bersama ibu dan keluarga)? Siapa sangka, petualang semacam itu bisa menjadi pengalaman bagi seorang yang bekerja di dunia perhotelan yang identik dengan “petualangan”. Berpindah-pindah hotel, dari satu hotel ke hotel yang lain, bagi seorang yang berkarier di dunia perhotelan adalah sesuatu yang lumrah. Akan jadi pertanyaan besar jika seseorang yang bergelut di bidang jasa ini, terus menetap lama di satu hotel dengan karier yang tidak meningkat. Hotel Vio Cimanuk Bandung –sebuah  hotel yang bisa disebut sebagai hotel “semi-butik” – baru satu tahun mengarungi persaingan bisnis perhotelan di Kota Bandung. Namun, siapa “nahkoda” yang ada di belakangnya? Seorang yang tidak perlu diragukan lagi dengan pengalaman-panjangnya di dunia perhotelan. Dialah Ivan Bakara, Area General Manager VIO Hotel Bandung yang kisah semasa remajanya disebutkan di awal. Pria berdarah Batak ini telah memulai kariernya dari tahun 1991. Senantiasa berpindah-pindah hotel atau restoran semenjak memutuskan untuk berkiprah di bidang ini karena jiwa petualang yang melekat pada dirinya. Sejak awal, sejak dia memilih berkuliah di ENHAII (yang menjadi Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung), Ivan memang pada dasarnya suka melayani orang. Dan alasannya berpindah-pindah hotel selama ini, tidak lain dan tidak bukan, dia ingin terus mengembangkan karier. Terus mencari tantangan yang lebih besar dan lebih besar lagi menjadi arah hidupnya selama ini. Tak ayal, kariernya pun terus meningkat. Berasal dari keluarga tak punya yang tinggal di Jakarta, anak tentara ini sedari kecil memang telah terdidik untuk berpindah-pindah kota. Akan tetapi, bukan karakter anti-sosial atau kesulitan bergaul yang terbentuk pada diri Ivan, melainkan karakter seorang petualang. Dengan tekad, nekad, dan semangat, dia melanglang buana mengikuti “passion”-nya. Pada 1991, dengan kekhususan di bidang Food and Beverage, Ivan berlayar di kapar pesiar Amerika, lalu bekerja di sebuah restoran kecil di Amerika. Kepergiannya pun bukan tanpa perjuangan. Berbekal uang pas-pasan dia pergi ke negeri Paman Sam tersebut. Tiga tahun dia habiskan, membiayai diri sendiri sambil mengikuti kursus, meniti karier mulai dari tukang bersih-bersih. Pada 1995, dia kembali ke Indonesia. Dia akhirnya bekerja di kota dimana dia dilahirkan. Dia bekerja di Restoran Planet Hollywood Jakarta sebagai seorang waiter. Sejak itu, jiwa petualangnya tidak surut. Seiring perkembangan kariernya, yang meningkat dari seorang asisten resto manager hingga menjadi general manager, ayah dua anak ini terus menjajaki hotel-hotel di Indonesia. Jakarta, Bali, Batam, Yogya, Palembang, Menado, Balikpapan, Jakarta, Surabaya, pernah jadi kota peraduannya. Kini petualangannya pun berlabuh di Bandung. Beberapa hotel pernah merasakan totalitasnya dalam bekerja. Karena dia memegang prinsip dalam bekerja, yaitu melakukan yang terbaik yang ada di hadapan. Di balik puncak kariernya saat ini, Ivan memiliki mimpi untuk menjadi seorang pemilik hotel. Namun puncak dari kesuksesan, menurutnya bukanlah itu. Puncak kesuksesan yang dia rintis dengan petualangan yang selama ini menyertainya, relatif sederhana. Ivan hanya ingin kedua anaknya yang saat ini berusia 14 tahun dan 12 tahun, bisa melebihi kesuksesan dirinya. (k4/yri)