(jibiphoto)BANDUNG (bisnis-jabar.com): Sempat berlangsung kondusif, unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM di depan Gedung Sate, Bandung akhirnya berujung ricuh. Bentrokan terjadi antara aparat kepolisian dengan mahasiswa dari berbagai kampus di Bandung yang tergabung dalam DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Bandung dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bandung. Demonstrasi di Gedung Sate sudah berlangsung sejak pukul 09.00 pagi. Dimulai oleh elemen organisasi massa Gaib dan buruh yang tergabung dalam Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) 1992, mahasiswa mulai bergabung sekitar pukul 11.00 wib. Dalam aksinya, perwakilan mahasiswa melakukan audiensi dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jabar. Mahasiswa dari berbagai elemen kampus tersebut menuntut anggota dewan mau menandatangani surat penolakan kenaikan harga BBM. Sayang audiensi yang dimulai sekira 13.30 WIB itu rupanya tidak membuahkan hasil. Mahasiswa yang audensi kembali turun dari gedung dewan. Di luar, situasi terlanjur memanas. Mahasiswa mulai melakukan “aksi jual” dengan melempar air minum kemasan pada ratusan aparat Pengendali Massa yang berjaga-jaga. Bentrokan pun terjadi pada pukul 14.00 WIB di beberapa titik. Di antaranya di dalam pintu masuk Gedung Sate dan di luar gerbang. Polisi akhirnya terpancing dengan membubarkan massa yang sudah tidak terkendali. Mahasiswa terus melawan dengan melempar batu dan memukuli polisi dengan tongkat bendera. Massa berhasil mundur dan terpecah ketika polisi berhasil menghalau bersenjatakan pentungan. Massa tetap berkumpul di Jalan Diponegoro sambil terus menerikan kecaman atas aksi polisi yang dinilai represif. Di tengah situasi panas, beberapa anggota DPRD Jabar seperti Ketua Fraksi PDI Perjuangan Herry Mei Oloan dan satu anggota fraksi dari Hanura mendekati massa. Herry yang naik ke atas mobil bak terbuka menyatakan aspirasi mahasiswa akan disampaikan pihaknya. DPRD Jabar menurutnya sudah membahas tuntutan tersebut. Ia juga meminta maaf atas represivitas yang dilakukan aparat yang mengawal demonstrasi. Namun, Harry berharap, mahasiswa jangan sampai terpancing hingga terjadi kerusuhan lebih luas. "Jangan terpancing, jangan terprovokasi. Saya sampaikan mohon maaf atas yang terjadi hal tadi," katanya. Sekitar pukul 14.30, mahasiswa kemudian membubarkan diri. Dari pihak mahasiswa dilaporkan dua orang menderita luka antara lain Helmud, Ketua GMNI Helmut Hector terluka di kepala dan dilarikan ke Rumah Sakit Boromeus serta Sekretaris Umum Batko HMI Bandung Hanhan terluka di tangan. (k57/fsi)
PENOLAKAN BBM: Mahasiswa bentrok dengan polisi, 2 luka
(jibiphoto)BANDUNG (bisnis-jabar.com): Sempat berlangsung kondusif, unjuk rasa penolakan kenaikan harga BBM di depan Gedung Sate, Bandung akhirnya berujung ricuh. Bentrokan terjadi antara aparat kepolisian dengan mahasiswa dari berbagai kampus di Bandung yang tergabung dalam DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Bandung dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Bandung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Wisnu Wage Pamungkas
Editor : Wisnu Wage Pamungkas
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

2 jam yang lalu
Para Pembeli Emas Antam yang Masih Boncos Awal Mei 2025

15 jam yang lalu
Beda Arah BlackRock dan JP Morgan di United Tractors (UNTR)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

11 jam yang lalu
PHK Massal Bayangi Buruh Cirebon Jelang May Day
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
