Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rizkan Chandra: Skill saya adalah tukang reparasi

Oleh Fita Indah Maulani
Rizkan Chandra (bisnis.com)
Rizkan Chandra (bisnis.com)

Oleh Fita Indah Maulani Rizkan Chandra (bisnis.com)Sifat sabar dan telaten menjadi modal bagi Rizkan Chandra untuk membangun PT Sigma Cipta Caraka. Betapa tidak, saat mantan Head of Tel kom Learning Center ini ditunjuk menjadi presiden direktur, cash flow perusahaan solusi teknologi informasi terintegrasi itu dalam kondisi minus. Tak hanya itu, Rizkan sempat dipandang sebelah mata dan mendapatkan penolakan dari sebagian karyawan. Dengan kepala dingin dan menggunakan hati, berbagai masalah berhasil diatasi oleh alumnus Teknik Informatika ITB ini. Tak hanya itu, Rizkan juga berhasil membawa Sigma Cipta Caraka menjadi perusahaan lokal yang berani beradu dengan perusahaan multinasional. Dalam kesempatan wawancara dengan Bisnis Indonesia, Rizkan banyak mengungkapkan tentang dinamika bisnis, model perlakuan terhadap karyawan, hingga obsesi meraup pendapatan Rp1 triliun. Berikut petikannya: Bagaimana kondisi pasang surut perusahaan yang Anda pimpin? Saya masuk sejak Agustus 2010, saat itu posisinya 80% saham Sigma dibeli Telkom pada 2008 dan perusahaan dibiarkan berjalan sendiri hingga seluruh sahamnya dibeli pada 2010. Perusahaan ini bagus sebagai pionir rekayasa perangkat lunak domestik dan awalnya merupakan perusahaan keluarga. Pada 2008 kondisi bisnis perusahaan bagus, banyak yang ingin menjadi pelanggan, tetapi tidak tertangani sehingga banyak terjadi loss dan keluhan. Ketika saya masuk antrean calon pelanggan panjang, tetapi tidak bisa dilayani, skema bisnis lama sehingga keuntungan tipis. Dengan kondisi seperti itu dulu saya harus mengejar bank untuk memperoleh pendanaan, sejak semester II tahun lalu terjadi hal sebaliknya. Dulu hanya bank kelas menengah yang mau mendanai kami, sekarang bank besar papan atas pun menawarakan diri. Situasi tersulit apakah yang pernah dihadapi perusahaan dan bagaimana Anda memecahkannya? Masa bahagia diangkat menjadi CEO TelkomSigma hanya saya alami sekitar 30 menit, sebelum direktur keuangan masuk dan bertanya bagaimana membayar tunjangan hari raya karyawan sebulan mendatang. Saya masuk sehari sebelum puasa. Langsung pusing, ternyata cashflow perusahaan minus. Ternyata masalahnya ada tagihan yang tidak tertagih dan tidak ditagih. Saya bereskan pelan-pelan sehingga THR berhasil dibayarkan, meskipun saat itu diputuskan agar THR direksi ditanggungkan terlebih dahulu. Akhir 2010 cashflow sudah positif meskipun masih kecil nilainya. Pernahkah Anda mengambil keputusan keliru yang kemudian Anda sesali? Apa dan mengapa? Pernah, tapi sebagai pemimpin keputusan jangan disesali, diperbaiki saja, yang penting tidak fatal. Jangan pernah sampai patah semangat dan kehilangan kepercayaan diri. Dahulu 6 bulan setelah menerima jabatan sebagai kepala divisi Learning Center Telkom saya sempat menyesal karena apa pun yang saya lakukan rasanya tidak diapresiasi karena tidak berdampak langsung kepada revenue Telkom, beda sekali ketika di Next Generation Network Project. Ternyata Allah SWT selalu memiliki hikmah di balik segalanya, dengan berada di sana, saya memperoleh kepercayaan untuk memimpin yang lain. Seperti apa keputusan tersulit dan dilematis yang pernah Anda ambil? Dan bagaimana hasil akhir dari keputusan Anda tersebut? Situasi sulit dan dilematis selalu ada, jika mau dihadapi dan diatasi akan menjadi mudah. Saat ini TelkomSigma ingin berkembang lebih tinggi lagi sehingga pasti banyak tantangan harus dihadapi. Apa keputusan Anda yang dianggap paling monumental atau paling strategis sehingga mampu membawa perusahaan dalam kondisi seperti sekarang? Ada banyak keputusan dan langkah yang saya ambil, salah satunya mengubah fundamental bisnis pada awal 2011, mulai dari bisnis, produk, hingga culture perusahaan. Apa rencana-rencana aksi korporasi yang akan direalisasikan dalam 1-2 tahun mendatang? Perusahaan ini awalnya dikenal sebagai pengembang software bank, 12 tahun lalu memiliki data center. Tren ke depan teknologi informasi dan telekomunikasi melebur dalam layanan mobile, internet, dan cloud. Ke depan TelkomSigma siap TelkomSigma siap memperluas layanan software development, tidak hanya bank. Kami juga memperluas layanan ke pasar lembaga keuangan, perusahaan sekuritas, asuransi, hingga cash management. Di bisnis data center arahnya sudah jelas ke komputasi awan (cloud) yang merupakan kombinasi dari data center, Internet, dan jaringan. Kami selama ini sudah kuat di data center dan aplikasi, untuk jaringan bekerja sama memanfaatkan kekuatan infrastruktur Telkom. Saat ini kami menguasai 34% pasar data center, diikuti posisi kedua Indosat dengan penetrasi 22% dan IBM sekitar 11% dari total pasar. Tahun ini TelkomSigma juga melakukan re-branding. Kami menjadi perusahaan dengan tiga jenis layanan, yaitu software meliputi perbankan dan keuangan, service berupa data center dan cloud computing, serta solusi bagi kebutuhan teknologi informasi perusahaan yang dikembangkan secara personal. Saat ini service menyumbang 70% bagi keuntungan perusahaan, sementara itu pengembangan aplikasi sekarang ditaruh juga pada layanan cloud dan bisa dinikmati secara mobile, salah satunya melalui produk Mforce. Jika ada karyawan yang menentang kebijakan per usahaan, bagaimana Anda memperlakukannya? Saya biasa memperoleh tentangan dari karyawan, resistansi pasti ada. Ketika saya masuk ke sini sudah di sambut dengan pengunduran diri 100 orang karyawan, bahkan ada isu bahwa yang jadi bos orang pendidikan, hanya karena jabatan saya sebelumnya. Padahal latar belakang saya dari IT dan selama ini bekerja di bidang tersebut. Setiap pergantian pemimpin pasti ada resistansi. Saya pun meminta orang lama yang bisa dipercaya untuk membuat list nama karyawan yang harus saya pertahankan, jangan sampai mengundurkan diri. Di luar itu jika mengajukan pengunduran diri ya silakan. Di sini masih lebih baik, di Telkom ketika menjadi kepala proyek Next Generation resis tansi lebih kuat karena terkait dengan perubahan jaringan, artinya ada pergantian vendor dan teknologi. Begitu juga ketika masuk learning center. Dahulu orang jalan-jalan eluar negeri, sudah digaji jika mengajar masih dapat pendapatan lagi. Saya menghentikan perjalanan dinas hanya untuk mem peroleh uang jalan. Keputusan itu pasti dapat tentangan. Di Telkom pernah sampai diteror, di sini masih sebatas wajah masam. Kuncinya diha dapi dengan kepala dingin dan menggu dingin dan menggunakan hati. Sejak men duduki posisi senior di Telkom pada 2006 saya memang selalu meresakan orang. Bagaimana Anda mencapai posisi puncak di perusahaan ini? Siapakah orang di balik sukses Anda? Mungkin memang sudah jalan nya. Saat itu saya ditawari mem perbaiki kondisi perusahaan ini. Bekerja sebaik mungkin di mana pun saya ditempatkan. Apakah Anda akan menyiapkan kader CEO sebagai pengganti Anda? Bagaimana cara Anda mempersiapkannya? Ya, dua orang yang saya persiap kan sebagai pengganti, satu dari dalam TelkomSigma, satu lagi dari Telkom. Beberapa waktu lalu saya sudah mempersiapkan satu orang dalam dan lama bergabung dengan elkomSigma, sayangnya dia pindah ke tempat lain. Skill saya adalah tukang reparasi, masuk ketika kondisi perusahaan apa divisi tidak begitu baik, melakukan perubahan untuk memperbaikinya. Setelah kondisi lebih baik dan cukup stabil sebaiknya cari orang lain yang bisa membawa perusahaan terbang lebih tinggi lagi. Hal ini saya sadari setelah selama ini di Telkom tidak pernah diberi tanggung jawab mengelola unit yang sudah stabil. Bagaimana cara Anda menggerakkan orang-orang atau memotivasi karyawan? Ajak bicara dan pakai hati. Saya bekerja meningkatkan prestasi perusahaan juga untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Apa yang Anda persiapkan untuk menghadapi masa pensiun nanti? Pensiun, saya pikir jaminan layanan kesehatan penting bagi pribadi dan keluarga. Bagaimana Anda menyeimbangkan urusan keluarga dan pekerjaan? Dan bagaimana Anda menjaga kesehatan? Keluarga sekarang masih di Bandung, baru tahun ini rencananya saya boyong semua ke rumah di Jakarta, tepatnya Jakarta coret karena rumah saya di Bumi Serpong Damai. Anak tertua mau kuliah di Jakarta, yang lain juga lulus sekolah sudah diarahkan untuk melanjutkan di sini saja. Otomatis ibunya kan ikut ke sini juga. Selama ini masih bolak balik ke Bandung setiap akhir pekan. Anak-anak sih lokasi kegemaran menghabiskan akhir pekan di mal Paris Van Java atau bersepeda bersama. Dalam menjaga kebugaran olahraga saya beragam, tetapi hingga saat ini tidak bisa main golf. Biasanya futsal dan bersepeda. Dahulu waktu sekolah pernah juara bulutangkis, renang, sepakbola, dan tenis. Sekarang semuanya masih, sebagai penonton. Siapakah tokoh idola Anda? Mengapa memilih beliau? Saya banyak ditempatkan di posisi untuk melakukan perubahan, Nabi Muhammad SAW merupakan tokoh perubahan yang sangat saya kagumi, bagaimana cara beliau melakukan perubahan tanpa merusak atau menyakiti orang lain dan dengan tujuan membawa kebaikan bagi semua pihak. Adakah obsesi/keinginan Anda yang belum tercapai? Saya bukan orang yang memiliki cita-cita atau obsesi, tetapi begitu ditempatkan di suatu posisi, saya harus bekerja sebaik mungkin, dan di situlah muncul obsesi pribadi. Saat ini saya memiliki obsesi untuk menjadikan TelkomSigma sebagai perusahaan dengan pendapatan Rp1 triliun per tahun. Rencananya hal ini akan terealisasi pada 2014. TelkomSigma saat ini menargetkan pertumbuhan pendapatan rata-rata 30% per tahun. Obsesi lainnya adalah memberikan kesejahteraan lebih bagi karyawan di sini dan menjadikan TelkomSigma sebagai tempat kerja yang nyaman. Hal ini akan terbaca dari menurunkan tingkat turn over karyawan. Sekarang sudah cukup baik, sekitar 10%, atau di bawah rata-rata industri yang memiliki tingkat turn over 20%--25%. Ketika saya masuk angkanya cukup besar, 35%. Apa cita-cita Anda saat kecil? Dan apakah Anda menginginkan anak Anda juga menggeluti dunia bisnis seperti Anda? Sejak kecil orangtua meminta anak-anaknya untuk tidak mengikuti jejak pekerjaan mereka sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Mereka bahkan menyiapkan saya sebagai anak pertama untuk bekerja di luar negeri seusai sekolah. Dana untuk berangkat dan memulai karier di Amerika Serikat seusai lulus dari ITB bahkan telah disiapkan, tetapi batal saya gunakan karena ayah meninggal. Uang tersebut saya alihkan untuk melanjutkan pendidikan adik hingga selesai. Pekerjaan pun datang dari Telkom. Ibu merestui karena saya menjadi pegawai BUMN, bukan PNS. Kini, saya meminta anak untuk tidak menjadi PNS dan pegawai BUMN. Bukan karena keduanya kenapa-kenapa, tetapi saya sudah merasakan menjadi pegawai BUMN masih ada urusan politik kantor. Saya ingin anak bekerja tanpa perlu menghadapi hal tersebut. Saya sendiri tidak suka dengan politik kantor, segala sesuatu yang di luar kewajiban profesional dan perusahaan sebisa mungkin saya hindari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper